Suara.com - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan memberikan kritik terhadap pemerintahan era Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bahkan Anies membandingkan Jokowi dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain Anies, kritik itu juga disampaikan oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla. Ditambah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga menyampaikan kritik serupa.
Anies, JK dan AHY kompak mengkritisi pembangunan jalan, kesejahteraan masyarakat, penegakan hukum dan juga demokrasi di Tanah Air. Hal itu disampaikan mereka dalam Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Anies menyoroti pembangunan infrastruktur jalan era pemerintahan Jokowi lebih sedikit dibandingkan era SBY. Yang dimaksud adalah jalan untuk menghubungkan mobilitas penduduk dan menggerakkan roda perekonomian rakyat.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini turut memaparkan bukti sedikitnya pembangunan jalan nasional di era Jokowi. Anies mengatakan, SBY telah berhasil membangun jalan nasional mencapai 11.800 km.
Capaian itu, kata Anies, 20 kali lipat lebih banyak ketimbang yang dibangun Presiden Jokowi. Bakal capres dari Partai NasDem ini mengatakan bahwa Jokowi hanya membangun jalan nasional sepanjang 590 km.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, JK juga memberikan kritiknya terhadap pembangunan jalan di era Jokowi. Sebut saja sejumlah jalan rusak yang bisa ditemukan di Lampung, Jambi hingga Makassar.
JK menilai, Presiden Jokowi lebih masif melakukan pembangunan jalan tol ketimbang jalan umum. Padahal, jalan tol dipersepsikan hanyalah untuk orang-orang yang ‘memiliki uang.
Atas dasar itu, JK menilai masifnya pembangunan infrastruktur jalan tol yang tidak diimbangi dengan jalan umum, bukan merupakan keadilan merata untuk rakyat.
Baca Juga: 5 Momen Menarik Jokowi di KTT G7: Bicara Krisis Iklim, Temui Presiden Ukraina
Berbeda dengan Anies dan JK, AHY tidak mengkritisi pembangunan infrastruktur jalan era Jokowi. Putra SBY ini justru mengkritik sistem penegakan hukum di Indonesia yang merosot dengan tajam.
Menurutnya, hukum yang ada di Indonesia saat ini tumpul pada kawan dan tajam ke lawan. AHY juga menyebut kualitas demokrasi di Indonesia tengah mengalami kemunduran.
Kritikan dari Anies Baswedan dan pihak pendukungnya turut memicu sorotan. Khususnya karena telah membandingkan hasil pembangunan era SBY vs Jokowi.
Kantor Tenaga Ahli UTama KSP, Ade Irfan Pulungan mengatakan, perbandingan yang disampaikan oleh Anies justru membuktikan bahwa bakal capres Koalisi NasDem itu memiliki sudut pandang parsial, serta tidak melihat masalah keseluruhan.
Ade menegaskan bahwa sudah banyak pembangunan infrastruktur jalan di era pemerintahan Jokowi. Pembangunan itu bahkan sangat dirasakan dan diterima oleh masyarakat.
Contohnya adalah pembangunan jalan tol yang meskipun berbayar, tetapi bisa membantu perekonomian rakyat. Pembangunan jalan tol juga bermanfaat bagi pelaku usaha yang membutuhkan konektivitas antar wilayah dengan masif.
Berita Terkait
-
5 Momen Menarik Jokowi di KTT G7: Bicara Krisis Iklim, Temui Presiden Ukraina
-
Dicopot dari Jabatan Kadis PUPR Sumut, Ini Rincian Harta Kekayaan Bambang Pardede
-
Temu Kebangsaan, Anies Baswedan Sebut Pemilu Pilpres 2024 Mendatang Tidak Menakutkan tapi Sebaliknya
-
Jokowi Rayu Presiden Prancis Buat Tanam Duit di IKN
-
KTT G7, Jokowi Bahas Soal Iklim: Bumi Butuh Aksi Nyata
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Prajurit Gugur saat Persiapan HUT TNI di Monas, Pratu Johari Patah Tulang usai Jatuh dari Atas Tank
-
Monas Banjir Sampah Usai Puncak HUT ke-80 TNI: 126 Ton Diangkut!
-
Magang PAM JAYA 2025 Dibuka, Peluang Emas Fresh Graduate dan Kisaran Gajinya
-
Kejagung 'Skakmat' Balik Kubu Nadiem Makarim: Bukan Cuma 2, Kami Punya 4 Alat Bukti!
-
Terjatuh dari Atas Tank Ketinggian 4 Meter, Prajurit Kostrad Gugur di Monas
-
Sidang UU Pers di MK, Pemerintah Sebut Iwakum Tak Punya Legal Standing
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk, Ketua Komisi VIII Soroti Kelalaian Pengawasan dan Dorong Pembenahan
-
KPK Periksa Ria Norsan soal Korupsi Jalan, Istri yang Jadi Bupati Mempawah Tak Ikut Diperiksa
-
'Cuma Masalah Waktu', KPK Janji Umumkan Tersangka Korupsi Haji Rp1 Triliun
-
Walau Berat, Gibran Bisa Berdamai dengan Subhan Palal soal Gugatan Rp125 Triliun, Apa Syaratnya?