Suara.com - Malam 1 Suro dianggap istimewa oleh sebagian masyarakat Jawa karena diyakini bahwa malam tersebut menyimpan berbagai peristiwa penting dan kekuatan alam yang luar biasa. Bahkan mitos terkait bayi lahir di malam 1 suro pun ada di budaya Jawa.
Dipercaya, bayi lahir di malam 1 suro wataknya sulit ditebak. Apakah itu tanda bahwa anak yang lahir bertepatan dengan 1 suro dianggap aneh? Temukan jawaban dan penjelasannya dalam artikel ini.
Umumnya, di Indonesia terutama Jawa, berbagai ritual dan tradisi dilakukan untuk memperingati malam 1 Suro. Ritual-ritual tersebut beragam, mulai dari menyelenggarakan selametan dan doa bersama, hingga menyucikan benda-benda keramat atau pusaka yang dimiliki oleh masyarakat.
Selain itu, keistimewaan malam 1 Suro juga diyakini berpengaruh terhadap kelahiran seseorang.
Bayi yang lahir pada malam 1 Suro diyakini memiliki beberapa keistimewaan, yang meliputi:
- Bayi yang lahir pada 1 Suro cenderung memiliki watak yang unik dan sulit ditebak. Namun ini bukan hal yang aneh. Sebab justru kerap dianggap punya tingkat kecerdasan yang luar biasa.
- Bayi lahir di malam 1 suro tersebut memiliki karakter yang pendiam, tenang, namun penuh keberanian.
- Mereka juga cenderung memiliki ambisi dan tekad tinggi untuk mewujudkan impian dan aspirasi mereka.
- Bayi yang lahir pada malam 1 Suro diyakini dapat menyerap gelombang energi alam.
- Selain itu, keberuntungan bagi satu tahun ke depan juga dikaitkan dengan kelahiran bayi pada malam 1 Suro. Maksudnya, bayi yang lahir di malam 1 suro bisa menentukan keberuntungan untuk 1 tahun kedepan.
Perlu diingat bahwa keyakinan mengenai keistimewaan bayi yang lahir pada malam 1 Suro merupakan pandangan masyarakat yang berakar pada tradisi dan kepercayaan nenek moyang.
Setiap orang memiliki keyakinan sendiri terkait hal ini, dan kepercayaan ini masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Indonesia, terutama yang sangat menghormati adat dan tradisi leluhur khususnya dalam budaya Jawa.
Seperti itulah mitos yang menyertai ketika bayi lahir di malam 1 suro menurut budaya Jawa.
Baca Juga: Jadwal dan Rute Kirab 1 Suro di Jogja 2023, Cek Titik Awal Mubeng Beteng
Berita Terkait
-
Jadwal dan Rute Kirab 1 Suro di Jogja 2023, Cek Titik Awal Mubeng Beteng
-
Ini Perbedaan Malam 1 Suro dan 1 Muharram, Mirip Tapi Berbeda
-
Penjelasan Apa Itu Malam 1 Suro: Tradisi dan Makna di Indonesia
-
5 Langkah Pertolongan Pertama Luka Pada Kulit Bayi Agar Tak Berbekas: Losion Aja Cukup?
-
50 Nama Bayi Berawalan Huruf B Dari Bahasa Sansekerta, Dijamin Kekinian!
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram