Suara.com - Gerakan Revolusi Mental pernah digaungkan oleh Joko Widodo ketika hendak maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 silam.
Gerakan itu pula yang akhirnya memikat Partai NasDem untuk ikut mendukung pencapresan Jokowi ketika itu.
Hal tersebut diakui oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam acara Apel Siaga Perubahan di GBK, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2023).
Menurut dia, Revolusi Mental yang diusung Jokowi pada 2014 sejakan dengan Gerakan Perubahan yang diperjuangkan NasDem.
"Gerakan perubahan yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita," kata Paloh.
Namun kini Surya Paloh berbalik mengeritik gerakan revolusi mental yang digaungkan oleh Jokowi. Ia mengatakan, hingga kini revolusi mental tidak menjadi kenyataan.
"Tapi sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan," ucap Paloh disambut sorakan kader NasDem.
Lantas seperti apakah gerakan revolusi mental yang pernah digaungkan Jokowi hampir satu dekade lalu? Berikut ulasannya.
Gagasan mengenai revolusi mental berangkat dari kesadaran Jokowi mengenai adanya perubahan karakter pada rakyat Indonesia. Hal itu diungkapkan Jokowi pada Jumat (17/10/2014).
Baca Juga: Bertemu Usai Reshuffle, Jokowi Ucapkan Happy Birthday ke Surya Paloh
Menurut dia, Indonesia merupakan bangsa yang memiliki karakter yang santun, berbudi pekerti dan gemar bergotong royong.
Lanjut Jokowi, karakter tersebut merupakan modal yang dapat digunakan untuk membuat rakyat semakin sejahtera.
Namun, mantan Wali Kota Solo itu menyatakan, secara tanpa sadar, karakter tersebut seakan perlahan terkikis, sehingga merusak mental.
Perubahan karakter itulah yang dalam pandangan Jokowi, menjadi akar dari segala permasalahan bangsa, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja buruk hingga bobroknya birokrasi.
Kondisi yang demikian, lanjut Jokowi telah dibiarkan selama bertahun-tahun, hingga akhirnya muncul di setiap sendi bangsa. Oleh karena itu, kala itu Jokowi menawarkan adanya sebuah gerakan revolusi mental.
Namun, dalam melakukan revolusi mental tidak berarti dengan jalan perlawanan fisik. Menurut Jokowi, kata "revolusi" tersebut merupakan sebuah refleksi bahwa karakter bangsa yang Sali harus dikembalikan.
Berita Terkait
-
Prabowo Pamer Foto Makan Bareng Jokowi dan Erick Thohir di Istana, Warganet: Sebuah Clue?
-
Bertemu Usai Reshuffle, Jokowi Ucapkan Happy Birthday ke Surya Paloh
-
Jokowi Tugaskan Tim 7 untuk Pemenangan Ganjar, Hary Tanoe Sebut Semua Semakin Jelas
-
Loyalis Anies: Projo Tak Dukung Ganjar, Malah Dapat Hadiah dari Jokowi
-
58 Proyek Jokowi Tak Rampung di 2024? Ini Daftar Lengkapnya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025