Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) optimistis, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo menyatakan, sebanyak 80 persen sekolah di semua jenjang di seluruh Indonesia sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Sebanyak 80 persen sekolah di Indonesia sudah mengadopsi Kurikulum Merdeka untuk menggantikan kurikulum sebelumnya. Hal ini terus berkembang sejak awal 2022, saat Kurikulum Merdeka kita kenalkan kepada satuan pendidikan. Dengan begini, kami optimistis bahwa target Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional akan terealisasi pada 2024,” kata Anindito atau yang akrab disapa Nino, di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Proses implementasi Kurikulum Merdeka mulai diterapkan secara bertahap pada 2020. Kurikulum ini diuji coba pada 3.000 sekolah di Indonesia, termasuk di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Selanjutnya pada tahun 2022, Kemendikbudristek membuka pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka pada setiap satuan pendidikan. Hasilnya, sebanyak 140 ribu satuan pendidikan secara sukarela menerapkan Kurikulum Merdeka.
Tahun ini, Nino meneruskan, Kemendikburistek kembali membuka pendaftaran yang menarik 160 ribu satuan pendidikan. Secara total, lebih dari 300 ribu satuan pendidikan sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Bahkan, sebelum Kurikulum Merdeka ini ditetapkan sebagai kurikulum nasional, data menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka diterima dengan baik oleh satuan pendidikan,” katanya.
Nino juga memastikan, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk merancang kurikulum operasional yang sesuai dengan visi, misi, serta kebutuhan belajar para peserta didik. Dengan fleksibilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
“Fleksibilitas Kurikulum Merdeka menuntut inisiatif, keaktifan, dan kepercayaan diri ibu dan bapak guru untuk merancang kurikulum operasionalnya sendiri,” ucap Nino.
Baca Juga: Tim FMIPA UNNES Gandeng KKG Gugus Srikandi Dukung Kurikulum Merdeka untuk Pendidikan SD
Untuk mempermudah pendidik dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek telah menyediakan ragam contoh kurikulum operasional, modul ajar, dan dokumen lainnya di Platform Merdeka Mengajar.
“Tidak ada kewajiban bagi satuan pendidikan untuk membuat dokumen-dokumen baru dari nol. Perubahan kurikulum ini bukan soal administrasi, tetapi perbaikan kualitas pembelajaran,” ucap Nino.
Implementasi Kurikulum Merdeka pun disambut baik satuan pendidikan. Kepala Sekolah Dasar Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, Baharudin, mengatakan, Kurikulum Merdeka memiliki perbedaan dengan Kurikulum 2013 karena menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang seluasnya bagi pendidik dan peserta didik untuk berkolaborasi dalam merancang pembelajaran mulai dari perencanaan hingga hasil yang ingin dicapai bersama.
“Berkat impelementasi Kurikulum Merdeka, anak menjadi senang, guru menjadi tenang, dan orang tua menjadi bahagia sesuai dengan motto sekolah. Kenapa anak-anak senang? Karena mereka dilibatkan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap asesmen yang dahulu tidak seperti itu,” kata Baharudin.
Baharudin meneruskan, inti dari implementasi Kurikulum Merdeka adalah agar pembelajaran disesuaikan dengan tingkat kompetensi peserta didik di setiap kelasnya. Dalam setahun terakhir ini, para guru juga memiliki rapor masing-masing untuk mengetahui progres dari implementasi Kurikulum Merdeka.
“Jadi Kurikulum Merdeka dirancang sedemikian rupa agar anak-anak lebih nyaman ketika belajar. Kemudian tidak dipaksa buru-buru untuk menguasai suatu pelajaran,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Merdeka Belajar Ke-26, Semangat Sinergi dan Kolaborasi bagi Pendidikan Tinggi Vokasi
-
Kolaborasi Menjadikan Gerakan Transisi PAUD ke SD Lebih Bermakna
-
Jaga Kelestarian Arca dan Artefak Kuno, Kemendikbudristek Bentuk Unit Museum dan Cagar Budaya
-
Rayakan HUT ke-78 RI, Kemendikbudristek Gelar Trapesseum 2023
-
Kemendikbudristek Sebut Asesmen Nasional 2023 untuk Tingkatkan Kualitas Pembelajaran
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
Terkini
-
Mendadak Agamis usai Ditahan KPK, Noel Ebenezer Pede Pakai Peci: Biar Lebih Keren!
-
Gerindra Bicara Sosok Pengganti Rahayu Saraswati di DPR, Begini Katanya
-
Tunjangan DPRD DKI Rp70 Juta Dikaji Ulang: Pramono Anung Lempar Bola ke DPRD
-
Fakta Mengerikan Kebakaran Maut di Gunung Putri: Ternyata Ulah Cucu yang Sakit Hati Sering Dimarahi
-
Tiket Pulang dari 'Neraka' KDRT di Arab Saudi: Hakim PA Jakbar Batalkan Pernikahan AP
-
Buntut Tuding Sri Mulyani Agen CIA, Menkeu Purbaya 'Hukum' Anaknya: Dilarang Keras Main Instagram
-
Ditaksir Rugikan Negara Puluhan Triliun Rupiah, Kejagung Didesak Usut Dugaan Korupsi Tol CMNP
-
Aktivis: Penangkapan Delpedro Siasat Rezim Kaburkan Isu Kekerasan Negara dan Kemiskinan
-
3 Fakta Mengejutkan di Balik Surat Sakti Bupati Bogor untuk ASN Hedon
-
Yusril Sarankan TNI Utamakan Dialog dengan Ferry Irwandi, Ini Tujuannya!