Suara.com - Inzoni, lulusan PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2022 dari Universitas Bengkulu, mengatakan bahwa semenjak SD ia sudah bertekad untuk jadi guru.
Ayah dan ibunya sangat serius mengawal dan mendukung cita-cita Zoni, meskipun tak mempunyai latar pendidikan formal sama sekali.
"Awalnya saya sempat diterima kuliah di negara lain, namun orang tua meyakinkan saya bahwa saya sebaiknya kuliah di FKIP Universitas Bengkulu,” ujarnya.
Bagi kedua orang tua Zoni, cita-cita menjadi guru memang bukanlah hal biasa, melainkan pilihan yang harus diambil dan diperjuangkan. Bagi mereka, dengan menjadi guru, Zoni dapat membawa perubahan di kampung halaman. Zoni pun satu pemikiran dengan kedua orang tuanya.
Betapa tidak, ia tumbuh di desa yang termasuk daerah tertinggal di Indonesia. Jangankan pembangunan, akses jalan sama sekali minim, kecuali lumpur penuh batu. Sebagian besar anak-anak, bahkan hanya lulus SD, lebih memilih menjadi petani kopi daripada melanjutkan pendidikan.
“SD di desa saya itu sangat memprihatinkan. Tak hanya soal pembangunan. Banyak guru yang sudah mau pensiun namun belum ada pengganti. Satu guru bahkan harus mengajar untuk beberapa kompetensi pembelajaran,” ujar Zoni mengenang kembali masa kecilnya. “Ini juga salah satu alasan mengapa saya memilih pendidikan guru SD di Universitas Bengkulu,” ungkapnya.
PPG Prajabatan Berdampak Besar
Selepas menamatkan kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu, Zoni kemudian mengikuti PPG Prajabatan. Ia mendaftar di Gelombang 1 tahun 2022 lalu.
Menariknya, Zoni sudah mulai mencari tahu informasi tentang Pendidikan Profesi Guru Semenjak masa sekolah di Madrasah Aliyah. Di berbagai media informasi, termasuk di Youtube, ia mencoba memahami apa saja yang dibahas tentang pendidikan profesi guru. Hal itu membuatnya ingin mengikuti PPG suatu saat nanti. Ditambah lagi, berkat saran dari salah seorang saudaranya yang kuliah di Pendidikan Guru PAUD.
Baca Juga: Program Desa BRILian Sukses Berdayakan Agrosiwata Kebun Kopi Desa Sirnajaya
“Ikut PPG saja, nanti masa depannya cerah,” demikian ujar Zoni mengulangi pesan saudaranya tersebut. Dan memang itulah yang kemudian ia rasakan selama mengikuti PPG Prajabatan. Dengan pengalaman belajar beberapa bulan, ia meyakini bahwa para lulusan PPG Prajabatan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah, karena program ini benar-benar meningkatkan kompetensi.
Zoni mengatakan bahwa program PPG Prajabatan telah memberikannya ilmu tentang perangkat pembelajaran. Itu sangat berharga baginya karena ilmu ini tidak didapatkannya ketika kuliah di tingkat sarjana. Selain itu, ia pun memperoleh wawasan baru terkait strategi untuk memahami karakter masing-masing murid demi menciptakan pembelajaran yang berdiferensiasi, di antaranya sistem asesmen yang berguna untuk mengetahui kapasitas siswa dan sistem pengembangan modul ajar yang berguna untuk memastikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa.
Tak hanya itu, semua ilmu yang didapatkan di kelas selama PPG Prajabatan dapat langsung diterapkan kepada siswa. “Teori dan praktik berjalan bersamaan,” ujar Zoni. “Itulah yang memacu diri saya untuk menerapkan ilmu di perkuliahan ke dalam praktik pembelajaran di kelas secara langsung,” lanjutnya.
Zoni mengakui bahwa model pendidikan seperti itu benar-benar baru baginya. Dalam pengalaman sebelumnya di kampus, jarak antara teori dan praktik cukup jauh. Setelah sekian lama belajar di ruang kelas, barulah beberapa semester kemudian ada praktik lapangan.
Di PPG Prajabatan, jarak keduanya dekat. “Saya merasakan keseimbangan antara teori dan praktik. Ini tak sebatas berdampak luar biasa pada kompetensi, namun turut mengakar di hati,” tegasnya.
Murid Merindukan Guru PPG
Berita Terkait
-
Profil MJ: Oknum Guru di Sulsel Diduga Remehkan Ortu Murid yang Cuma Petani Bukan Panglima
-
Oknum Guru SMA di Sulsel Bully Muridnya hingga Merendahkan Pekerjaan Petani, Nerizen: Angkuh Banget
-
Oknum Guru Diduga Bully Siswa Gegara Anak Petani, Teman Sekelas Auto Pasang Badan
-
Siswa SMP di Madiun Kesulitan Jalan, Kakinya Melepuh Usai Dihukum Guru Gegara Tak Ikut Kerohanian
-
Psikolog Ungkap Baru Ganjar Pranowo yang Menawarkan Program Kesehatan Mental untuk Generasi Muda
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
Update Banjir Jakarta: Dua RT Ini Masih Tergenang, Belasan Wilayah Sudah Surut Usai Hujan Deras
-
Bobby Nasution Dukung Siswa Sumut Wakili Indonesia di Olimpiade Sains Internasional di Rusia
-
Polres Jakut Geledah Ruko Ompreng MBG! Dalami Dugaan Impor China dan Pemalsuan Label SNI
-
Sambut Program TKA Kemendikdasmen, Begini Kesiapan Pemerintah Daerah
-
Terapkan Rekayasa Lalin di Konser BLACKPINK, Polisi Minta Pengunjung Naik Angkot Cegah Kemacetan!
-
Jelang Konser BLACKPINK: GBK Disisir Tim Jibom, 1.500 Personel Dikerahkan Amankan Konser Spektakuler
-
Proyek Whoosh Diacak-acak, Pakar Ungkap Hubungan Prabowo-Jokowi: Sudah Retak tapi Belum Terbelah
-
Di Sela Kesibukan, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Terekam Baca Alquran di Dalam Mobil
-
Soal Whoosh Disebut Investasi Sosial, Anggota Komisi VI DPR: Rugi Ini Siapa Yang Akan Talangi?
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 1 November 2025: Waspada Hujan Lebat di Awal Bulan