Ketika melaksanakan praktik lapangan, Zoni mendapat kesempatan mengajar di kelas 3 dan 4. Selama mengajar ia menemukan hal menarik dan menceritakan pengalaman tersebut sebagai contoh kasus yang dapat dibagikan kepada guru lain. Salah satunya perihal menghadapi peserta didik yang memiliki tingkat kognitif yang kurang dibanding teman-temannya.
“Anak-anak seperti itu cenderung dipojokkan di kelas. Mereka kurang membaca, sehingga hasil belajar pun kurang. Mereka jadi minder bila digabungkan dengan anak-anak lain,” ungkap Zoni.
Dalam kondisi seperti itulah, lanjut Zoni, asesmen sangat diperlukan. “Saya menerapkan asesmen (profiling) kebutuhan dan latar belakang anak-anak. Setelah itu barulah saya bisa menyusun perangkat pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran berdiferensiasi,” imbuhnya.
Setelah melihat hasil asesmen, untuk pembelajaran tentang hak dan kewajiban di rumah dan pembelajaran matematika, seperti bilangan cacah, Zoni dapat menerapkan sesuai tingkat kemampuan anak. “Alhamdulillah ada progress. Anak-anak lebih percaya diri, berani membaca di kelas walaupun terbata-bata,” ungkap Zoni.
Dengan berbagai pengalaman baru, Zoni mengakui bahwa PPG Prajabatan mempunyai dampak yang besar pada dirinya. “Baik dari sisi profesionalitas dan kepribadian, serta kemampuan pedagogik saya, terasa sangat berkembang dan terlatih,” ungkapnya.
Yang tak disangka-sangka, ternyata para murid pun senang dengan model pembelajaran yang diajarkan oleh PPG Prajabatan. “Guru PPG diminta masuk kelas terus oleh siswa,” ungkap Zoni.
Pesan Calon Guru Indonesia
Kepada para generasi baru guru Indonesia, Zoni turut mengajak agar mengikuti PPG. Berdasarkan pengalamannya, program pendidikan profesi ini pengaruhnya luar biasa untuk wawasan dan pengembangan diri guru. “Tidak hanya pengetahuan belajar mengajar, tapi secara sosial juga sangat dilatih dengan luar biasa. Nantinya juga akan mendapat sertifikat pendidik sebagai bonusnya.”
Selain itu, sebagai guru yang menjalani masa kecil di daerah tertinggal, ia juga menekankan pentingnya sikap optimis. “Bagaimanapun kondisinya kita harus optimis, karena untuk membuat suatu yang besar dan luar biasa harus dimulai dengan percaya diri, terutama dari niat, usaha, dan tingkat kemampuan kita.”
Baca Juga: Program Desa BRILian Sukses Berdayakan Agrosiwata Kebun Kopi Desa Sirnajaya
Hal senada juga disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan , Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani, di berbagai kesempatan. Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan upaya untuk menyiapkan generasi baru guru Indonesia yang memiliki panggilan hati untuk menjadi guru profesional.
“Guru profesional yang akan dihasilkan oleh PPG Prajabatan adalah guru yang menjadi teladan dalam menjalankan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan mengembangkan lingkungan belajar untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila,” ujar Nunuk.
Kurikulum PPG Prajabatan difokuskan pada pengembangan kompetensi calon guru untuk menghadapi tantangan abad ke 21. Berfokus kepada bagaimana konten diajarkan secara efektif dalam berbagai konteks keragaman siswa dan calon guru dilatih untuk memiliki kebiasaan refleksi diri.
Pelaksanaan praktik pengalaman lapangan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran, dilakukan sejak awal semester dan terkait dengan mata kuliah yang ditempuh pada semester yang berjalan. Selain itu, PPG Prajabatan melibatkan guru penggerak dan praktisi pendidikan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Berita Terkait
-
Profil MJ: Oknum Guru di Sulsel Diduga Remehkan Ortu Murid yang Cuma Petani Bukan Panglima
-
Oknum Guru SMA di Sulsel Bully Muridnya hingga Merendahkan Pekerjaan Petani, Nerizen: Angkuh Banget
-
Oknum Guru Diduga Bully Siswa Gegara Anak Petani, Teman Sekelas Auto Pasang Badan
-
Siswa SMP di Madiun Kesulitan Jalan, Kakinya Melepuh Usai Dihukum Guru Gegara Tak Ikut Kerohanian
-
Psikolog Ungkap Baru Ganjar Pranowo yang Menawarkan Program Kesehatan Mental untuk Generasi Muda
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
Terkini
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025