Suara.com - Seorang bocah SD berinisial F (12), menjadi korban perundungan atau bullying teman-teman sekolahnya. Mirisnya, korban dan pelaku masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), di wilayah Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Korban bullying itu dikabarkan sampai harus diamputasi bagian kaki kirinya. Bocah berinisial F sendiri diketahui diamputasi pada 26 Oktober lalu di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Menanggapi hal tersebut, Dokter spesialis ortopedi dr Melitta Setyarani mengatakan pasien F diamputasi akibat Osteosarkoma atau kanker tulang ganas yang dideritanya.
“Kalau dari kacamata medis sebenernya saya lihat ini sebenernya ada 2 masalah berbeda, ada 2 perkara. 1 masalah perundungan, kedua masalah dari pasien sendiri yaitu kanker tulang ganasnya itu,” kata Melitta Setyarani saat ditemui Suara.com, dan awak media lain, di RS Dharmais, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Sebagai dokter spesialis, Melitta tidak begitu mengomentari masalah perundungan tersebut karena bukan ranahnya.
Melitta mengatakan, kanker tulang ganas yang diderita oleh F, tidak mincul secara tiba-tiba hanya akibat dari sleding yang dilakukan oleh teman-temannya.
Berdasarkan beberapa literatur, lanjut Melitta, hingga saat ini belum ada yang menyebutkan orang yang terjatuh atau terkena benturan bisa terkena kanker.
“Perlu ditegaskan, ada faktor pencetus dan penyebab. Yang kanker itu ada 2 faktor dimana kalau penyebab itu berarti faktor, ada faktor utamanya penyebab,” katanya.
“Kalau faktor pencetus itu, berarti sudah ada pasiennya, lalu ada faktor yang menyebabkan sel kanker itu menjadi aktif. Kalau ditanya apakah dari jatuh menyebabkan amputasi, itu saya bisa bilang dari medis itu tidak,” imbuh Melitta.
Baca Juga: Guru SD Negeri di Pekanbaru Diduga Bully Murid: sampai Kaitkan Palestina-Israel
Melitta kemudian menambahkan, F diketahui menderita kanker sejak bulan Februari lalu. Hal itu diketahui dari hasil wawancara keluarga.
“Jadi kalau dari wawancara kita dengan keluarga pasien, itu dimulainya Februari ya. Semisal Februari itu sudah aktif, dan keluarga itu cari medis mungkin sudah bisa langsung tampak tanda-tanda,” ungkapnya.
Pasien F kata Melitta, saat itu tidak langsung dibawa pihak keluarga ke RS Kanker Dharmais karena memilih menjalani pengobatan di rumah sakit lain.
Melitta hanya menegaskan, untuk kasus pasien kanker tulang ganas, penyebarannya cukup cepat. Terutama bagi pasien yang menginap stadium 1-3.
“Kanker tulang ganas itu progesinya cepat sekali, dari stadium 1 sampai ke-3, 3 itu berarti sudah keluar dari tulang primernya, sampai ke-4 terjadi penyebaran itu cepat, hitungan bulan. 6 bulan itu sudah termasuk agak lumayan lama, jadi cepat,” tutup Melitta.
Kasus Bullying
Berita Terkait
-
Guru SD Negeri di Pekanbaru Diduga Bully Murid: sampai Kaitkan Palestina-Israel
-
Klaim Gerak Cepat Usut Laporan Bullying Siswa SD di Bekasi, Polisi: Masih Penyidikan, Belum Ada Tersangka
-
Kasus Fatir di Tambun, Sekolah Tak Lagi Jadi Tempat Aman: Bullying dan Perundungan Diwajarkan
-
Guru Bocah SD di Bekasi Anggap Bullying Bercanda, KPAI: Pengetahuannya Kurang
-
Kasus Bullying Sampai Diamputasi Itu Bukan Bercanda Lagi
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Prabowo: Organisasi TNI yang Usang Harus Diganti Demi Kesiapan Nasional
-
MBG Tetap Jalan Meski Kekurangan Terjadi, Pemerintah Fokus Sempurnakan Perpres Tata Kelola
-
HUT ke-80 TNI, PPAD Ajak Rawat Persatuan dan Kawal Masa Depan Bangsa
-
Kejati Banten Siap Jadi Mediator Polemik Penutupan Jalan Puspitek Serpong
-
HUT ke-80 TNI, Dasco: TNI Profesional dan Berkarakter Rakyat Jaminan Demokrasi
-
Finalisasi Perpres Tata Kelola MBG, Istana Pastikan Rampung Minggu Ini
-
Pengunjung HUT ke-80 TNI di Monas Membludak, Transjakarta Tambah 150 Armada
-
Penampakan Mobil Pengasuh Ponpes Al Khoziny usai Tertimpa Musala Roboh, Harganya Rp1 M?
-
DNA Dikirim ke Jakarta, Tim DVI Kerja Maraton Identifikasi 6 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
-
Siapa Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem, Doktor Harvard dan Aktivis '66, Turun Gunung ke Pengadilan