Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani, membantah ada intruksi khusus kepada calon presiden Ganjar Pranowo terkait kritikan soal kondisi penegakan hukum di Indonesia. Dalam hal ini, Ganjar memberikan nilai 5 pada penegakan hukum di kepemimpinan Presiden Jokowi.
Menurutnya, itu disampaikan Ganjar berdasarkan data yang dipunya.
"Enggak ada Instruksi. Hal-hal seperti itu disampaikan pak Ganjar selaku capres. Pasti beliau menyampaikan hal itu karena punya data yang memang beliau harus sampaikan atau disampaikan," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta dikutip pada Selasa (21/11/2023).
Soal apakah kritikan yang disampaikan Ganjar akan berdampak pada naik turunnya elektabilitas, Puan menyebut hal itu pasti akan menjadi bahan evaluasi.
"Tentu saja, karena saya tanya, elektabilitas naik atau turun, ini akan menjadi evaluasi bagi kami PDIP untuk bisa melihat secara baik dan secara jelas, apakah kemudian hal itu memang harus dievaluasi atau tidak," tuturnya.
Evaluasi itu, kata dia, bisa dilakukan terhadap isi apa yang disampaikan oleh Ganjar.
"Artinya terkait dengan substansi yang akan disampaikan pak Ganjar," ujarnya.
Di sisi lain, Puan menegaskan, posisi PDIP selama ini memang kerap melakukan autokritik, baik disampaikan secara langsung atau pun tidak.
"Dengan tujuan bagaimana pemerintah dalam melakukan kinerjanya itu bisa memperbaiki diri. Mengevaluasi program-programnya. Sehingga memang sebanyak-banyaknya, sebesar-besarnya adalah untuk kepentingan rakyat," pungkasnya.
Baca Juga: Atur Jadwal Pertemuan Lagi, Puan Bicara Kemungkinan Bahas Posisi Jokowi Di PDIP
Skor Lima dari Ganjar
Ganjar sebelumnya sempat memberikan skor atau penilaian berupa angka lima terhadap kondisi penegakan hukum di Indonesia.
Skor merah tersebut diberikannya saat ditanya Zainal Arifin dalam acara diskusi yang digelar Alumni Universitas Negeri Makassar di Hotel Four Points, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (18/11/2023) kemarin.
Awalnya Zainal meminta pandangan Ganjar soal kondisi penegakan hukum di Indonesia menyusul adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres dan cawapres yang meloloskan putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Selain itu, Zainal juga menanyakan Ganjar ihwal kondisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kekinian ketuanya Firli Bahuri terseret kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL.
"Dengan kondisi begini, membuat arus baliknya bagaimana? Misalkan kalau kita melihat KPK berantakan betul, MK, orang bilang Mahkamah Keluarga, membuat arus baliknya, kira-kira Mas Ganjar membayangkan sebagai seorang presiden, mau membalikan ke arus yang baik itu bagaimana?" tanya Zainal.
Berita Terkait
-
Atur Jadwal Pertemuan Lagi, Puan Bicara Kemungkinan Bahas Posisi Jokowi Di PDIP
-
PDIP Disebut Sedang Cari Kawan usai Koar-koar Narasi soal Ditekan Penguasa
-
Dicurigai Kubu Ganjar Ada Deklarasi Prabowo-Gibran di Acara Kumpul Kades, Ini Jawaban Gerindra
-
Kunjungi Pulau Mansinam di Papua, Ganjar Sempat Coba Air Sumur Tua Penuh Sejarah
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu