Suara.com - Ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Jaga Demokrasi menutupi wajah mereka dengan topeng kertas bergambar Presiden Joko Widodo, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang disilang merah.
Aksi itu dilakukan saat Mimbar Demokrasi bertajuk 'Mahasiswa Bersama Rakyat Tolak Politik Dinasti dan Pelanggar HAM' di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja. Dalam aksinya mereka juga menyoroti keputusan MK nomor 90/PPU-XXI/2023.
Koordinator Umum Aliansi Jaga Demokrasi Muhammad Suhud mengatakan, mimbar demokrasi ini merupakan bentuk keresahan bersama, atas isu-isu publik, seperti putusan MK soal batas umur Capres-cawapres.
"Putusan MK menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi kemunduran demokrasi yang perlu kita kroscek terus menerus sebagai sipil maupun mahasiswa," kata Suhud, dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Suara.com, Kamis (23/11/2023) malam.
Ada 35 kampus yang berada di Jogja tergabung dalam gelaran ini. Dalam Mimbar Demokrasi ini juga diisi dengan aksi teatrikal yang menyimbolkan pengebirian demokrasi saat ini.
Humas Aliansi Jaga Demokrasi Nur Rohman menyebut, pihaknya tidak hanya menyoroti masalah putusan MK. Namun juga soal kebebasan berekspresi, hingga aktivis-aktivis yang dikriminalisasi.
"Soal penuntasan kasus pelanggaran HAM selama 10 tahun janji Jokowi hingga hari ini tidak tercapai. Apalagi, hari ini etika para elite yang luar biasa bejat moralnya, tidak memikirkan soal legalitas hukum tetapi etika moral diabaikan," tegasnya.
Sementara itu, Pemerhati Budaya Yogyakarta, Widihasto mengatakan, aksi akan terus berlanjut untuk mengawal dan menyadarkan masyarakat bahwa demokrasi di Indonesia sudah mengalami kemunduran jelang Pemilu 2024.
"Kekuatan rakyat adalah yang utama. Kenapa kita mengkritik negeri ini? Karena kita cinta negeri ini," katanya.
Widihasto juga menegaskan, Indonesia tidak akan menjadi negara maju apabila pemimpinnya menabrak konstitusi dan UU.
"Kapan kita akan menjadi negara maju kalau praktik politik elit adalah Machivelian yang menghalalkan segala cara untuk agenda kepentingan kekuasaannya," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
Terkini
-
Ngaku Dikeroyok Duluan, Penusuk 2 Pemuda di Condet: Saya Menyesal, Cuma Melawan Bela Diri
-
Kepala BGN: Minyak Jelantah Bekas MBG Diekspor Jadi Avtur Singapore Airlines, Harganya Dobel
-
Tegas Tolak Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo Cs Lebih Pilih Dipenjara?
-
PKS Minta Raperda Perubahan Wilayah Jakarta Ditunda: KTP hingga Sertifikat Diubah Semua, Bikin Kacau
-
Dukung Langkah Prabowo Setop Tradisi Kerahkan Siswa saat Penyambutan, KPAI Ungkap Potensi Bahayanya
-
KPK Sita Rumah hingga Mobil dan Motor yang Diduga Hasil dari Korupsi Kuota Haji
-
Usai KUHAP Rampung Dibahas, Kapan DPR Mulai Bahas RUU Perampasan Aset? Ini Kata Ketua Komisi III
-
Mencuat di Komisi Reformasi Polri: Mungkinkah Roy Suryo Cs dan Jokowi Dimediasi?
-
MK Batalkan Aturan HGU 190 Tahun di IKN, Airlangga: Investasi Tetap Kami Tarik!
-
'Dilepeh' Gerindra, PSI Beri Kode Tolak Budi Arie Gabung: Tidak Ada Tempat Bagi Pengkhianat Jokowi