Suara.com - Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis menyebut saat ini Indonesia mulai kembali seperti masa orde baru dengan versi berbeda. Hal ini terlihat dari berbagai peristiwa besar yang terjadi belakangan ini, khususnya menjelang Pemilu 2024.
Perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis, Okky Madasari, menyebut tanda masuknya Indonesia ke orde baru dimulai dari kemunduran demokrasi. Contohnya adalah pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pelanggaran berat di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Bicara dari konflik kepentingan saja tidak seharusnya Ketua MK memiliki hubungan saudara dengan Presiden, dari situ saja sudah jelas MK yang kita harapkan menjadi pengawal konstitusi kita, sudah menjadi sedemikian lemah, sudah menjadi sedemikian tak berdaya di bawah kepemimpinan Pak Jokowi," ujar Okky kepada wartawan, Jumat (8/12/2023).
Lalu, di masa Pemilu ini Okky menyebut telah terjadi penggunaan aparat-aparat negara seperti polisi dan birokrasi untuk kepentingan pemerintah. Terdapat berbagai kasus polisi datang untuk mengintimidasi dan melarang orang untuk berkumpul hingg aparatur desa yang dikerahkan untuk mendukung calon pasangan tertentu.
"Hal-hal seperti ini juga terjadi sebelumnya pada era orde baru, saat ini diulang lagi di era sekarang," ucapnya.
Selain itu, saat ini juga terjadi pelemahan kubu oposisi atau tidak adanya oposisi yang memadai. Bahkan, sejumlah aturan perundang-undangan yang bermasalah secara mulus kemudian dapat dibahas dan disahkan oleh DPR, seperti Omnibus Law yang didemo oleh masyarakat dan mahasiswa.
"Ada lelucon yang beredar di kalangan kampus, bahwa Pak Jokowi ini adalah presiden yang patuh terhadap undang-undang, kalau keinginannya ternyata tidak sesuai dengan undang-undang, apa yang dia lakukan, maka dia akan mengubah undang-undang itu," jelas Okky.
Akademisi itu pun menyebut penerapan pola-pola orde baru saat ini tidak sama seperti tahun lalu ketika ada kalangan sipil yang diculik, ditangkap, hingga dipenjara. Di zaman sekarang, masyarakat diiintimidasi dan dipersekusi, para aktivis ditangkap, diperiksa di kepolisian meski kemudian dilepaskan setelah satu kali 24 jam.
"Apa yang terjadi ketika penangkapan tersebut tentunya adalah intimidasi dari aparat terhadap aktivitas tersebut sehingga mereka tidak lagi kemudian berani atau mau berbicara lantang di depan public. Inilah yang kita sebut sebagai pembungkaman," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengaku sepakat dengan pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut saat ini pola-pola yang diterapkan sudah seperti orde baru.
"Ada pola-pola yang sama, ada pattern yang sama, ada kecenderungan yang sama dalam membungkam, dalam menghancurkan institusi, dalam melemahkan check and balances. Saya pun akan mengatakan pola-polanya sudah serupa dengan Orde Baru," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Hamka Haq Meninggal Dunia, Megawati dan Keluarga Besar PDIP Sedih
-
Menyelami Dinamika Politik Perempuan Era Orde Baru dalam Buku 'Negara dan Perempuan'
-
Khawatir Ada Unsur Politik Jelang Pemilu, Polda Jateng Diminta Klarifikasi Soal Pemanggilan 176 Kades
-
Megawati Kritik Ungkit Penguasa seperti Orba, Begini Hubungan Jokowi dengan Ketum PDIP versi Stafsus Presiden
-
Bahlil Respons Ucapan Megawati Sebut Penguasa Mirip Orba: Biasanya Yang Mau Kalah Bawaannya Marah-marah
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tingkatkan Literasi Perlindungan Jaminan Sosial Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Acara Bedah Buku
-
Dari Duren Sawit ke Padalarang: Polda Metro Ungkap Penyelundupan Pakaian Bekas Impor 207 Ballpress!
-
Kejuaraan Atletik Asia Tenggara, Sumut Catatkan Rekor Baru
-
Manfaatkan Aset Daerah, Pemprov Sumut Ajukan Ranperda Tambahan Modal ke Bank Sumut
-
41 Ribu Siswa di Nias Nikmati Sekolah Gratis Program PUBG Mulai Tahun Depan
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan
-
Terungkap! Ini Sosok Misterius Mirip Ayah yang Diduga Bawa Kabur Alvaro
-
Reaksi 'Santai' Jokowi Usai Tahu Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Dari Beras hingga Susu UHT, Pemprov DKI Klaim Salurkan 16 Juta Pangan Bersubsidi