Suara.com - Harga kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe untuk saat ini tidak cukup stabil.
Imbasnya, para produsen tahu dan tempe rumahan yang berada di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat merasa terombang-ambing akibat kondisi tersebut.
Sekretaris pengawas Premier Koperasi dan Produsen Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Semanan, Suparman (59) mengaku, kondisi ini sudah dirasakan sejak UU Koperasi direvisi pada tahun 1997.
“Semenjak tahun 1997, subsidi ditutup itu hampir setiap tahun (naik). Bahkan setahun dua kali kenaikan harga,” kata Suparman, di Semanan, Jakarta Barat, Rabu (27/12/2023).
Suparman mengaku, saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjabat di periode pertamanya, pihak pengrajin tahu tempe pernah diundang olehnya untuk berdiskusi.
Saat itu pertemuan tersebut, lanjut Suparman, dilakukan di rumah Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
“Pertemuan dulu sama beliau (Jokowi) di rumah Pak Luhut, saya minta koperasi dihidupkan seperti tahun 90an. Beliau menjanjikan itu, tapi sampai jelang finish, ini gak ada realisasinya,” kata Suparman.
Akibat hal tersebut, Suparman mengaku, saat ini menjadi apatis dengan janji manis para pemegang kekuasaan, karena faktanya, semua yang dijanjikan oleh para pemegang kekuasaan tidak kan terwujud.
“Sehingga kita sebagai masyarakat jadi sedikit apatis, karena cuma janji-janji tok. Tapi realiasasinya gak ada,” ungkapnya.
Baca Juga: Pamer Foto Jabat Tangan, Prabowo: Hanya Orang Buta Tak Mau Akui Keberhasilan Jokowi
Suparman mengaku, sejak kacang kedelai dilepas di pasar bebas, tidak lagi di atur oleh Bulog, sebagai pengerajin tahu tempe, ia bagai kapal kecil yang terombang ambing di lautan lepas.
Usai UU koperasi direvisi oleh pemerintah, rakyat kecil seperti Suparman seakan kehilangan rumah untuk bernaung.
“Betul, ini dilepas ke pasaran bebas. Sejak UU koperasi direvisi tahun 1997, kami terombang-ambing,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Dewas KPK Sudah Kirim Petikan Pelanggaran Etik Berat Firli Bahuri ke Presiden, Akan Diberhentikan Tak Hormat?
-
MAKI Desak Jokowi Berhentikan Firli Bahuri dengan Tidak Hormat, Kenapa?
-
Ogah Ambil Pusing Kalau Ada Oposisi, Prabowo: Tidak Masalah, Kita Butuh Juga
-
Luhut Sudah Sehat Wal Afiat, Balik Lagi jadi Menko Marves
-
Pamer Foto Jabat Tangan, Prabowo: Hanya Orang Buta Tak Mau Akui Keberhasilan Jokowi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional