Suara.com - Pemilihan presiden (pilpres) mendatang diprediksi akan berlangsung dalam dua putaran. Berdasarkan survei yang dilakukan Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), belum ada paslon capres-cawapres, baik 01, 02 maupun 03 yang bisa menembus angka 40 persen suara.
"Dari hasil survei yang dilakukan forum rektor, belum ada paslon capres-cawapres yang bisa menembus angka 40 persen [suara]. Ini menguatkan beberapa hasil survei yang lain juga. Pemilu 2024 mungkin tidak satu putaran, tetapi dua putaran,” papar Ketua Forum Rektor PTMA, Gunawan Budiyanto disela pertemuan dengan rektor-rektor PTMA se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (02/02/2024).
Menurut Rektor UMY tersebut, pilpres kali ini pun tidak berlangsung dengan baik karena muncul sejumlah persoalan. Sebut saja kebocoran data pemilih, perusakan baliho dan lainnya.
Kecurangan di Pemilu 2024 dikhawatirkan dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Karena itulah
Forum Rektor PTMA se-Indonesia mencoba ikut mengawal pelaksanaan Pemilu secara ketat.
“Bersama Bawaslu, PTMA bekerja sama mengawasi pemilu agar kecurangan tidak terjadi," tandasnya.
Gunawan menambahkan, PTMA akan menerjunkan mahasiswa untuk terjun selama pelaksanaan Pemilu. Mulai dari pemantauan penyelenggaraan pencoblosan hingga pengawasan penghitungan suara.
"Mahasiswa diterjunkan untuk memantau hingga tingkat TPS dan melakukan perhitungan cepat, meski bukan menjadi indikator utama,” paparnya.
Forum Rektor PTMA juga akan melakukan quick count atau hitung cepat serta exit poll atau survei pada pemilih usai mencoblos dalam pemilu nanti. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan.
Baca Juga: Cara Cek TPS dan DPT dengan Mudah, Cukup Pakai Ponsel?
"Quick count dan exit poll kita lakukan hingga penghitungan suara selesai," ujarnya.
Sementara Ketua Bawaslu RI,, Rahmat Bagja menyambut baik kerja sama dengan 174 PTM yang berinisiatif menurunkan mahasiswanya memantau pelaksanaan pemilu. Hal itu merupakan peran positif PT dalam mengawal Pemilu.
"Kita akan segera berkoordinasi tentang sistem kerja mahasiswa pemantau ini. Apakah mereka akan kita beri ID atau bagaimana, kemudian melalui program apa mereka bisa diturunkan memantau, ini segera kita bahas," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar