Suara.com - Eks Menko Polhukam sekaligus calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD, menyampaikan kritiknya terhadap pers. Ia mengatakan, pers kekinian terlihat agak memihak, hal itu ditunjukan pemiliknya terutama di tengah Pemilu seperti saat ini.
Hal itu disampaikan Mahfud ketika hadir dalam acara bedah buku berjudul "Menjaga "Dayang" Jurnalisme" dan "Merawat Amanat Nurasi Bangsa: Kemanusiaan dan Keindonesiaan", di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta, Senin (26/2/2024).
Awalnya, Mahfud memuji pers, lantaran dirinya menggunakan sarana pers untuk mengungkapkan kasus-kasus atau masalah tertentu yang sulit diselesaikan.
"Kira-kira saya menggunakan pers ini adalah salah satu cara, karena kalau menggunakan institusi pemerintah kita sendirian, saya merasa sendirian. Sehingga sama, dengan ini yang saya lakukan didalam buku ini," kata Mahfud.
Ia mencontohkan, terungkapnya kasus Ferdy Sambo yang menjadi dalang di balik kasus pembunuhan terhadap ajudannya, Brigadir Yosua berkat adanya media.
"Nah sejak itu, kasusnya terbuka. Kalau ndak, ya ilang. Terutama kalau ndak ada jurnalisme yang seperti ini," ujarnya.
Selain itu, Mahfud pun mengakui terbantu dengan pemberitaan di media saat mengungkap soal kasus-kasus besar, salah satunya kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
"Sehingga sebenarnya, pers sebagai pilar demokrasi itu sampai saat itu dan untuk kasus ini sudah berperan dengan baik, dan dalam banyak kasus turut membantu saya sebagai pejabat yang merasa sendiri baik untuk menyelesaikan masalah beking-beking tambang, masalah korupsi, kejahatan seperti ini, narkoba, BLBI. Kalau ndak lewat pers, gagal saya. Karena ndak ada sekitar kantor pemerintah yang mau sungguh-sungguh begitu," sambungnya.
Menurutnya, hal itu sebagai pujian bagi adanya pers. Namun di lain sisi dirinya mengkritik pers. Terutama dalam Pemilu ini fungsi pers terasa beda.
"Nah, kalau boleh kritik, akhir-akhir ini sudah ada perbedaan. Di dalam pemilu ini rasanya beda sih. Pers itu antara pengurus dan pengelolanya itu rasanya sudah agak memihak, tergantung pada pesanan, ini kritik saya, minta maaf, hehe," katanya.
"Tapi wartawannya di lapangan, wah hebat-hebat. Karena ceritanya juga, 'pak saya sudah nulis gini tapi di sana diubah'. Karena hal yang saya katakan benar," sambungnya.
Lebih lanjut, adanya hal itu, kata dia, ditenggarai karena adanya persoalan relasi bisnis.
"Nah ini persoalan politik, yang kedua mungkin persoalan bisnis dan relasi. Tapi tidak apa-apa, mudah-mudahan pers ke depan, jurnalisme ini tetap menjadi pilar demokrasi ke empat yang kita gunakan bersama sama," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Bawaslu Belum Bisa Ungkap Dugaan Jual Beli Surat Suara Di Malaysia, Rahmat Bagja: Saya Nggak Bisa Ngomong
-
KPU Pastikan Pemungutan Suara di Simeulue dan Paniai Telah Berlangsung, Begini Prosesnya
-
Mahfud MD Buka Suara soal Pemakzulan Presiden Jokowi: Perlu Waktu Lama dan Hati-hati
-
Deretan Caleg Papan Atas yang Diprediksi Gagal di Pemilu 2024: TGB hingga Si Poltak
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Motif Sejoli Tega Buang Bayi di Palmerah, Malu Nikah Siri Tak Direstui
-
PPP Memanas! Kubu Mardiono Klaim Duluan Daftar, Agus Suparmanto Tidak Sah Jadi Ketum?
-
Penganiayaan Jurnalis di Jaktim Berakhir Damai, Pelaku Meminta Maaf dan Tempuh Restorative Justice
-
Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso Ditahan KPK, Diduga Terima Duit Panas Jual Beli Gas
-
Asosiasi Sopir Logistik Curhat ke DPR: Jam Kerja Tak Manusiawi Bikin Penggunaan Doping dan Narkoba
-
Usai Muktamar Ricuh, Kubu Agus Suparmanto Ajak Mardiono Bergabung Demi Lolos Parlemen 2029
-
Viral Wali Kota Gorontalo Ngamuk Proyek Kampung Nelayan Disetop Ormas GRIB, Nyaris Adu Jotos!
-
Wartawan Dianiaya oleh Petugas SPPG di Jaktim, Kepala BGN Minta Maaf: Kekerasan Tidak Boleh
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?