Suara.com - Sejumlah mahasiswa, tokoh masyarakat (tomas), hingga masyarakat Banten yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Banten Peduli Demokrasi (GRBPD) beramai-ramai mendukung hak angket yang belakangan gencar disuarakan.
Mereka memberi pernyataan sikap terkait isu kecurangan pemilu 2024 dan fenomena sejumlah bahan pokok yang naik signifikan. Mereka menuntut DPR RI menggulirkan hak angket untuk menelusuri dugaan kecurangan Pemilu 2024, Jumat (1/3/2024).
Dalam agenda yang digelar di Pondok Pesantren Salafiyah Al Idrisiyah, Kelurahan Terumbu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, GRBPD menyatakan sikap mengenai 2 hal itu dengan penandatanganan dan cap jempol darah pada kain sepanjang 15 meter.
Koordinator aksi, Nasrullah mengatakan, aksi dukungan mahasiswa, tomas dan masyarakat itu digelar karena keprihatinan bersama kawan-kawannya karena ada dugaan kecurangan Pemilu 2024 yang mencoreng Demokrasi.
Nasrullah mendorong serta mendukung isu hak angket DPR RI untuk menelusuri dugaan kecurangan Pemilu 2024 tersebut.
"Kami sangat prihatin dengan kondisi sekarang bangsa Indonesia ini, khususnya kita agenda (hari ini) adalah mendorong dan mendukung DPR RI untuk segera menggulirkan hak angket (terkait) kecurangan Pilpres 2024," kata Nasrullah dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id ), Jumat (1/3/2024).
Nasrullah menyoroti aplikasi Sirekap yang kerap kali bermasalah sampai dugaan servernya berada di luar negeri. Hal itu seharusnya melanggar ketentuan.
Menurutnya, adanya dugaan campur tangan pemerintah sangatlah mencoreng Demokrasi. Tuntutan kedua yaitu mengenai melonjaknya harga bahan pokok terutama beras yang akhirnya membuat masyarakat menderita.
"Kita semua tau rakyat Indonesia makanan sehari-harinya adalah beras atau pun nasi. Kalau mahal kita warga sangat kesulitan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Dana Reses DPR Jadi Rp 702 Juta, Dasco Akui Ada Salah Transfer Rp 54 Juta yang Ditarik Kembali
-
Tol Kataraja Dibuka Fungsional, Tarif Gratis hingga 20 Oktober 2025
-
Lita Gading Minta Uang Pensiun DPR Dihapus, Sebut Ahmad Dhani dan Mulan Jameela Tak Kompeten
-
Mind Hack Mahasiswa: Cara Otak Mengubah Stres Jadi Tenaga Positif
-
Puan Maharani Apresiasi Dukungan Istri Anggota DPR RI di Tengah Tekanan dan Kritikan
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!
-
Krisis Politik di Madagaskar Memanas, Presiden Rajoelina Sebut Ada Upaya Kudeta Bersenjata
-
Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan: Para Petinggi BUMN Ini Mulai Diselidiki Kejagung
-
18 Profesor Hukum Bela Hasto, Minta MK Rombak Pasal Kunci Pemberantasan Korupsi
-
GIPI Soroti Pungutan Wisman dalam Revisi UU Kepariwisataan: Industri Wisata Bisa Terdampak