Suara.com - Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menduga JWA (13) dan JL(16) dua anak yang tewas usai melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara karena dipaksa kedua orang tuanya EA (51) dan AIL (52).
Reza menilai selain kasus bunuh diri, peristiwa ini juga patut diduga sebagai kasus pembunuhan.
"Saya melihat boleh jadi ada tanda-tanda bahwa ini di samping merupakan kasus bunuh diri juga merupakan maaf kasus pembunuhan," kata Reza kepada Suara.com, Senin (11/3/2024).
Oleh karena itu, Reza menyatakan tidak sepakat jika peristiwa ini disebut sebagai kasus bunuh diri satu keluarga. Sebab terdapat dua orang anak-anak yang masih berusia di bawah umur.
Anak-anak, kata Reza, tidak boleh dipandang sebagai manusia yang memiliki konsensual atau kemauan atau kehendak untuk mengambil langkah yang sedemikian fatal untuk menghilangkan nyawanya sendiri.
"Kedua anak itu harus diposisikan sebagai korban, yaitu pihak yang dipaksa oleh pihak lain untuk melakukan aksi tersebut," jelasnya.
Dugaan ada unsur paksaan terhadap kedua anak korban tersebut, lanjut Reza, diperkuat dengan bukti ditemukannya tali yang terikat pada tangan keempat jenazah.
"Satu atau dua orang dewasa yang ada dalam kasus ini menurut saya tepat kita membangun dugaan mereka memang sudah memiliki perencanaan untuk menghabisi nyawa mereka sendiri. Berarti mereka bisa disebut sebagai pelaku bunuh diri, bahkan sebagaimana asumsi yang saya bangun tadi pada saat yang sama salah satu atau bahkan mungkin keduanya patut disebut pelaku pembunuhan, yaitu pelaku pembunuhan terhadap anak-anak mereka sendiri," tuturnya.
Reza menyebut anak-anak memang merupakan kelompok yang sangat rentan mengalami victimisasi sebagaimana yang terjadi dalam kasus ini.
Baca Juga: Misteri Kasus Satu Keluarga Bunuh Diri dari Lantai 22 Apartemen, Tetangga Ungkap Hal Ini
"Mereka memiliki kelemahan secara fisik dalam pengertian tampaknya mereka sulit untuk melakukan perlawanan frontal terhadap orang dewasa, terhadap orang tua mereka. Demikian pula mereka memiliki kelemahan secara psikologis, yaitu mereka relatif mudah untuk diintimidasi, mudah untuk dipersuasi, mudah untuk apapun namanya ketika daya kendali psikologis anak-anak itu dirampas oleh pihak lain," katanya.
Tangan Terikat
Sebelumnya polisi membeberkan fakta baru di balik peristiwa satu keluarga tewas usai melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan. Terungkap, sebelum melompat salah satu korban inisial EA sempat mencium kening istri dan dua anaknya.
Kapolsek Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan hal ini berdasar hasil rekaman kamera pengawas atau CCTV di lift apartemen. Dalam rekaman video tersebut terlihat EA selaku kepala keluarga mencium kening istrinya AIL serta dua anaknya JWA dan JL.
"Pukul 16.04 WIB para korban ini masuk dalam lift terekam (CCTV) EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya," kata Agus kepada wartawan, Minggu (10/3).
Dalam rekaman video tersebut, lanjut Agus, terlihat juga korban AIL mengumpulkan seluruh handphone atau HP milik korban.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Reaksi PDIP soal Jokowi Temui Prabowo: Kami Yakin Presiden Atasi Masalah Bangsa Tanpa 'Cawe-cawe'
-
Pabrik Kopi di Matraman Jaktim Ludes Dilumat Api, Pemicu Kebakaran karena Apa?
-
Diresmikan Ahmad Luthfi, Desa Tersono Batang Jadi Contoh Desa Mandiri Kelola Sampah
-
Radiasi di Cikande Jadi Alarm Awal: Mengapa Edukasi dan Respons Cepat Sangat Penting
-
Prabowo Ungkap Monasit Senilai Ribuan Triliun di Balik Kerugian Negara Rp300 T
-
Sodorkan Bukti Baru ke Polisi, Keluarga Arya Daru Ngotot Kasus Dibuka Lagi: Ada Kejanggalan?
-
Korupsi Kuota Haji, KPK: Biro Travel Kembalikan Uang Hampir Rp 100 Miliar
-
Periksa Wakil Bupati Mempawah, KPK Cecar Soal Produk Hukum Terkait Pembangunan Jalan
-
Ketua KPK Usul Pasal Gratifikasi Dihaspuskan dari UU Korupsi, Begini Alasannya
-
Heboh Bjorka Asli Ngamuk Bocorkan Data Polri, Publik: Lagi Sok-sokan, Mending Tangkap Fufufafa!