Suara.com - Pengamat politik Ujang Komarudin mengingatkan kondisi politik terutama koalisi partai antara di Indonesia dan Malaysia sangat berbeda. Hal itu menanggapi usulan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ihwal Barisan Nasional.
PSI sebelumnya mengusulkan Presiden Joko Widodo menjadi ketua koalisi partai setelah lengser sebagai presiden.
Ujang mengatakan Barisan Nasional di Malaysia merupakan koalisi permanen yang sudah lama terbentuk. Menurutnya partai politik di Indonesia yang cenderung tidak solid, justru sulit meniru apa yang dilakukan Barisan Nasional dalam membuat koalisi menjadi permanen.
"Kita ini koalisi pragmatis berbasis pada kepentingan, tiap 5 tahun berubah koalisinya," kata Ujang dihubungi, Minggu (17/3/2024).
Menurutnya, sekalipun terbentuk koalisi permanen pada pemerintahan mendatang maka bukan Jokowi yang layak menjadi pimpinan koalisi besar. "Ya bukan Jokowi ketuanya, ketuanya adalah Pak Prabowo sebagai presiden terpilih," ujarnya.
Ujang mengingatkan kembali era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada zaman SBY terdapat sekretariat gabungan atau setgab.
"Di situ isinya ketua umum-ketua umum dan ketua-ketua fraksi, ada yang bergabung. Nah kalau seperti itu kan ketuanya presiden terpilih, Pak SBY," kata Ujang.
"Jadi seandainya koalisi KIM itu jadi koalisi, ada ketua koalisi besar, bergabung dengan partai lain misalkan, ya ketua koalisinya pun bukan Jokowi, ya Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih," sambung Ujang.
Sebelumnya, pengamat politik senior Ikrar Nusa Bhakthi mengatakan, jadi kesalahan besar bila Indonesia membentuk Koalisi Besar atau Barisan Nasional seperti di Malaysia. Ia menegaskan bahwa Indonesia berbeda dengan Malaysia.
Baca Juga: Posisi Ketum Golkar Memanas, Situasi Gibran Rakabuming Disebut Mirip dengan JK
Pernyataan Ikrar tersebut menanggapi isu Presiden Jokowi yang didorong menjadi Ketua Koalisi Besar dengan nama Barisan Nasional seperti di Malaysia. Dorongan itu datang dari PSI.
"Jadi adalah salah besar kalau kita akan membangun koalisi politik seperti yang dilakukan Malaysia melalui Barisan Nasional," kata Ikrar dalam diskusi daring 'Sing Waras Sing Menang' pada Sabtu (16/3).
Ikrar merasa heran mengapa justru harus Indonesia meniru Malaysia soal Koalisi Besar. Ia pun menjelaskan, mengapa Malaysia bisa sukses menjalankan Koalisi Besar dengan Barisan Nasional.
"Istilahnya itu majelis dewan di partai itu (PSI) yang ingin mengusulkan Jokowi itu bisa menjadi ketua koalisi besar, Barisan Nasional, saya bilang ini kita orang Indonesia kok mau niru Malaysia dengan Barisan Nasional?" tuturnya.
Menurut dia, di Malaysia keberadaan Barisan Nasional merupakan wadah politik untuk tiga etnis dominan, yakni Melayu, India dan Cina.
"Dan saya bilang, kalau Anda memikirkan itu, tahu kah kenapa Malaysia itu ada Barisan Nasional pada masa lalu? Karena Anda tahu, Malaysia itu ada 3 etnik besar di situ, yaitu etnik Melayu, etnik India dan etnik Tionghoa di situ kan. Makanya 3 etnik besar itu atau partai yang menaungi 3 etnik besar itu mereka kemudian menyatu dalam satu kekuatan yang namanya Barisan Nasional," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka