Suara.com - Beredar video yang memperlihatkan seorang tentara dengan membawa senjata otomatis masuk ke bilik suara. Pada video yang beredar itu diduga terjadi di Rusia.
Di video tampak dua bilik suara yang pada bagian depan penutup terdapat lambang negara Rusia, elang berkepala dua. Selain itu di depan bilik suara terdapat meja dengan bendera kecil Rusia.
Tak berselang lama, muncul tentara dengan pakaian lengkap menggunakan rompi anti peluru di bagian dada serta membawa senjata otomatis laras panjang masuk ke dalam bilik suara.
Entah apa yang dilakukan tentara tersebut di dalam bilik suara, seperti sedang mengecek atau membicarakan sesuatu. Di dalam bilik suara itu terdapat seorang warga yang sedang mencoblos.
Tentara dengan senjata otomatis itu masuk ke dua bilik suara dan seperti menyampaikan sesuatu ke warga. Setelah itu, ia keluar dan menutup tirai bilik suara.
"Suasa pencoblosan pilpres di TPS Rusia. Sangat bebas dan rahasia," tulis keterangan video itu seperti dikutip dari unggahan akun @TxtdariHI, Selasa (19/3).
Tidak jelas apakah betul penggambaran seperti video di atas memang terjadi di Rusia saat pemilihan atau sekedar video sindiran terhadap kondisi demokrasi di Rusia.
Namun seperti dilansir dari The Washington Post, pilpres Rusia yang berlangsung di kawasan Ukraina berlangsung dengan todongan senjata tentara.
Penduduk lokal di kawasan Avdiivka, wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia harus memberikan suara mereka di bawah pengawasan tentara bersenjata lengkap.
Baca Juga: Kantongi 665.371 Suara, Prabowo-Gibran Menang Telak di Provinsi Maluku
"Itu seperti pemilu di bawah todongan senjata," ucap Yevheniia Hliebova, kepala administrasi militer desa Novomykolaivka seperti dikutip.
Rusia sendiri baru menjalani pemilihan presiden alias Pilpres. Vladimir Putin sukses kembali meraih suara terbanyak pada Pilpres tahun ini.
Putin unggul 87 persen suara di Pilpres Rusia dari data yang diumumkan KPU-nya Rusia, Pusat Penelitian Opini Publik Rusia.
Dikutip dari Antara, posisi Putin disusul oleh Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis dengan 4,6 persen suara, kata pusat penelitian tersebut.
Vladislav Davankov dari partai Rakyat Baru memperoleh 4,2 persen suara, sementara Leonid Slutsky, pemimpin LDPR (Partai Demokratik Liberal Rusia) memperoleh 3 persen suara.
Selain itu, ada sekitar 1,2 persen suara tidak sah. Pusat Penelitian Opini Publik Rusia merupakan lembaga pemungutan suara milik negara.
Berita Terkait
-
Kantongi 665.371 Suara, Prabowo-Gibran Menang Telak di Provinsi Maluku
-
Cuan dari Perang, Jerman dan Polandia Panen Pesanan Amunisi dari Perang Ukraina
-
Beda dari Golkar, PAN Ikut Kata Prabowo Soal Jatah Kursi Menteri
-
Netralitas Jokowi di Pilpres 2024 Disoal Komite PBB, Airlangga Ketum Golkar Ungkit Nama Joe Biden
-
Senasib dengan Prabowo, Kemenangan Putin di Pilpres Rusia Dianggap Tak Masuk Akal
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina