Suara.com - Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi, menyebut konflik Iran-Israel akan memicu sejumlah kenaikan harga, termasuk minyak dunia. Bukan tak mungkin harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri pun ikut terdampak naik.
Bukan tanpa alasan, apalagi Fahmy bilang konflik itu berlangsung di kawasan Selat Hormuz yang diketahui sebagai jalur supply chain minyak dunia. Jika itu terganggu maka pasokan minyak terhambat dan biaya distribusi pun akan naik.
"Berpotensi menaikan harga minyak dunia. Apalagi sebelum pecah konflik harga minyak dunia sudah naik pada kisaran US $89 per barrel, potensi kenaikan harga minyak dunia akan berlanjut saat eskalasi ketegangan Iran-Israil meluas," kata Fahmy dalam keterangannya, Jumat (19/4/2024).
Fahmy menjelaskan sebagai net-importer, kenaikan harga minyak dunia sudah pasti akan berpengaruh terhadap harga BBM di tanah air. Tak tanggung-tanggung bahkan berpotensi melambung di atas asumsi ICP (Indonesian Crude Price) asumsi APBN 2024 yang telah ditetapkan yakni sebesar US $ 82 per barrel.
Memang sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sudah memastikan tidak ada kenaikan harga BBM subsidi paling tidak hingga Juni 2024 mendatang. Kendati demikian, kemungkinan harga minyak dunia melambung masih bisa terjadi jika eskalasi konflik Iran-Israel kian meluas.
"Bahkan diperkirakan bisa mencapai di atas US $ 100 per barel. Dalam kondisi tersebut, Pemerintah dihadapkan pada dilema dalam penetapan harga BBM di dalam negeri," tuturnya.
Satu sisi, diterangkan Fahmy, beban APBN akman mebengkak jika harga BBM subsidi tak dinaikkan. Devisa untuk membiayai impor BBM pun akan makin terkuras dengan kenaikan harga minya dunia.
Kondisi tersebut lantas dapat semakin memperlemah kurs rupiah terhadap dolar AS. Apalagi saat ini diketahui sudah tembus Rp16 ribu per dolar AS.
Namun jika memang BBM subsidi dinaikkan maka berpotensi menyebabkan inflasi. Diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang kian menurunkan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Kurs Rupiah Bisa Tembus Rp16.500 per Dolar AS! Erick Thohir Khawatir Dampak Perang Meluas
"Dalam kondisi ketidakpastian harga minyak dunia akibat konflik Iran-Israel ini, sebaiknya Pemerintah jangan memberikan PHP atau harapan palsu kepada rakyat dengan menjamin bahwa harga BBM subsidi tidak akan dinaikan hingga Juni 2024," tuturnya.
"Pemerintah sebaiknya mengambil keputusan realistis berdasarkan indikator terukur, salah satunya harga minyak dunia," imbuhnya.
Pemerintah diminta untuk tanggap dan cepat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Kenaikan harga BBM subsidi perlu dilakukan jika harga minyak dunia mencapai di atas US $100 per barel.
Sedangkan saat harga minyak dunia masih di bawah US $100 per barel, harga BBM Subsidi tidak perlu dinaikan. Saat harga BBM subsidi dinaikan pun perlu sembari memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat miskin yang terdampak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
LPSK Ungkap Banyak Tantangan dalam Pelaksanaan Restitusi bagi Korban Tindak Pidana
-
Kick Off Program Quick Win Presiden Prabowo, Menteri Mukhtarudin Lepas 1.035 Pekerja Migran Terampil
-
Kejati Jakarta Tetapkan RAS Tersangka Kasus Klaim Fiktif BPJS Ketenagakerjaan Rp 21,73 Miliar
-
Said Didu Sebut Luhut Lebih Percaya Xi Jinping Ketimbang Prabowo, Sinyal Bahaya bagi Kedaulatan?
-
IACN Endus Bau Tak Sedap di Balik Pinjaman Bupati Nias Utara Rp75 Miliar ke Bank Sumut
-
Sesuai Arahan Prabowo, Ini Gebrakan Menteri Mukhtarudin di Puncak Perayaan Hari Migran Internasional
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa