Suara.com - Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (14/6/2024) ternyata berkategori tidak sehat. Bahkan, kualitas udara di Jakarta hari ini masuk dua terburuk di dunia sehingga masyarakat diwajibkan mengenakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan.
Dipantau dalam laman resmi IQR pada pukul 06.34 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 165, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 75 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 15 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut, mencatatkan bahwa Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat kedua terburuk di dunia setelah Kota Kinshasa, Kongo, di angka 183.
Untuk itu, masyarakat direkomendasikan menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.
Sementara itu, data dari Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyatakan dari lima titik pemantau menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang.
Lima lokasi pemantau kualitas udara yang berada di Kelapa Gading menunjukkan bahwa pada Jumat pagi di angka 76, Kebon Jeruk di angka 68, Bundaran HI 63, Lubang Buaya di angka 79, dan Jagakarsa di angka 90.
Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.
Sementara untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Baca Juga: Darurat! Kualitas Udara Kota Jakarta Pagi Ini Terburuk di Dunia
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, gerakan Jakarta Berjaga yaitu Bergerak, Bekerja, Berolahraga, dan Bahagia bertujuan untuk membentuk kebiasaan berjalan 7.500 langkah per hari, selain membuat hidup lebih sehat juga menjadikan kualitas udara lebih baik.
"Ini merupakan terobosan dari Pemprov DKI Jakarta untuk menyongsong statusnya sebagai kota Global, DLH berkomitmen menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas agar warganya bisa hidup dengan sehat," tuturnya.
Asep mengatakan bahwa DLH komitmen dalam menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas salah satunya dengan memperbaiki kualitas udara agar warga bisa melaksanakan aktivitas dengan sehat.
“Langkah-langkahnya sudah ada, Pempov DKI Jakarta mengimplementasikan Strategi Pengendalian Kualitas Udara (SPPU) hingga 2030, termasuk strategi untuk mencapai kesehatan warganya," katanya.
Asep berharap dengan mengintegrasikan kampanye di kedua bidang ini bisa mencapai hasil yang lebih maksimal untuk kebaikan warga Jakarta.
"Tujuannya kampanye ini bisa membuat warga Jakarta bergaya hidup sehat dan lebih peduli pada lingkungan," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik