Suara.com - Jumlah penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) tahun 2024 dipastikan berkurang. Dibandingkan tahun 2023, penerima dana bantuan pendidikan perguruan tinggi ini menurun 3.348 mahasiswa.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Waluyo Hadi. Rencananya, KJMU tahap 1 2024 bakal disalurkan ke 15.649 mahasiwa.
"Jadi yang akan ditetapkan dalam Kepgub calon KJMU tahap 1 2024 akan berjumlah 15.649," ujar Waluyo di gedung DPRD DKI, Selasa (25/6/2024).
"Jumlah penerima KJMU existing tahap II 2023 kita ada 19.042 mahasiswa tersebar di 124 peguruan tinggi, di 67 kabupaten kota," lanjutnya menambahkan.
Waluyo mengatakan, jumlah penerima tahun ini berkurang karena sejumlah alasan. Misalnya, sebanyak 1.221 penerima KJMU tahap II tahun 2023 tidak melakukan daftar ulang.
"Tidak ajukan permohonan penerima KJMU, kenapa kita belum tahu. Berarti mahasiswa ini tahap I (2024) tidak dapat," jelasnya.
Kemudian, berdasarkan pemantauan di lapangan oleh tim gabungan ada 2.196 mahasiswa tidak layak lagi menerima KJMU. Sebab, capain indeks prestasi calon penerima berada di bawah standar.
Kemudian ada dari mereka yang sudah lulus, dianggap mampu, dan kulah melebihi 10 semester.
"Kemarin masih dapat tahap II 2023, besok nih yang insyallah kita cairkan tidak bisa dilanjutkan karena tidak memenuhi persyaratan," katanya.
Selain itu, dalam proses perpanjangan KJMU tahap I tahun 2024, Disdik mencatat ada 1.037 calon penerima baru. Namun, hanya 961 mahasiswa dinyatakan memenuhi syarat.
"Ada yang tidak penuhi persyaratan 3.739 mahasiswa," pungkasnya.
Berita Terkait
- 
            
              KJMU Paling Lambat Cair Besok! Mahasiswa DKI Bakal Terima Bantuan Rp 9 Juta per Semester
 - 
            
              Call Center PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf Masih Jelek
 - 
            
              Tak Masuk Sekolah Negeri Bisa Daftar ke Swasta, Pemprov DKI Siapkan 8.426 Kuota PPDB Bersama
 - 
            
              Pemprov DKI Akui Pemadanan Data Bansos Baru Dilakukan di Era Heru Budi, Banyak Salah Sasaran di Era Anies?
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah