Suara.com - Maraknya kasus mabuk kecubung di Kalimantan Selatan (Kalsel) dinilai mengkhawatirkan karena telah menimbulkan korban jiwa. Polda Kalsel telah melaporkan bahwa ada 47 orang yang mabuk akibat kecubung, dua di antaranya meninggal dunia.
Mengonsumsi buah kecubung saja secara berlebihan memang bisa menyebabkan mabuk.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia dr. Inggrid Tania menjelaskan bahwa dampak negatif dari kecubung menimbulkan halusinasi yang risiko bahayanya bisa sampai membuat seseorang bunuh diri.
"Kecubung saja bisa menimbulkan halusinasi yang berat, terutama visual, karena dia sudah hilang kesadaran juga jadi terlihat sangat hiperaktif. Maka dia bisa terjun ke sungai, bisa gantung diri, bisa terjun dari gedung," jelas dokter Inggrid dalam keterangannya kepada Suara.com, Selasa (16/7/2024).
Halusinasi yang terjadi pada orang yang mabuk kecubung biasanya akan melihat suatu ilusi yang sebenarnya hanya ada dalam imajinasinya.
Dokter Inggrid menjelaskan, pemabuk itu seolah-olah melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Akibat dari mabuk tersebut bisa menyebabkan penurunan kesadaran yang disebut dengan delerium.
Delerium tersebut kemudian bersifat aktif, sehingga orang yang mabuk kecubung juga bisa jadi bertingkah hiperaktif.
"Karena dia halusinasi yang ada di pikirannya sudah berbeda dengan kenyataan. Makanya kecubung ini ketika orang mengonsumsi dalam dosis besar, dia bisa saja bunuh diri karena tidak tahu mana bahaya, mana tidak," tuturnya.
Efek samping dari konsumsi kecubung bisa jadi lebih berbahaya apabila dikombinasikan dengan obat-obatan lainnya. Hal itu juga yang terjadi di Kalsel, di mana politi menemukan adanya konsumsi pil dibarengi dengan kecubung.
"Biasanya efeknya akan lebih buruk kalau dikombinasi dengan apapun. Bahkan saya dengar ada yang mau kombinasi dengan suatu jenis zat psikoaktif itu juga bisa menimbulkan kondisi halusinasi yang lebih parah. Jadi kecenderungan untuk terjun ke sungai terjun ke laut atau bahkan terjun dari gedung yaitu sangat besar kemungkinannya," pungkas dokter Inggrid.
Berita Terkait
-
Diduga Bikin Puluhan Warga Kalsel Masuk RS Jiwa, Polisi Sebut Kecubung Berbahaya: Apalagi Dicampur Alkohol
-
Sudah Telan 2 Nyawa, Polisi Cek Puluhan Warga Kalsel Terindikasi Mabuk Kecubung di RS Jiwa
-
Kenali Efek Samping Kecubung, Tanaman yang Jadi 'Senjata' Perampokan Taksi Online
-
Modus Baru Perampok Mobil Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi, Campur Racun Kecubung dalam Nasi Padang
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?
-
Aktivis '98: Penangkapan Delpedro adalah 'Teror Negara', Bukan Kami yang Teroris