Suara.com - Sejumlah Rektor di Perguruan Tinggi ternama di Indonesia mengimbau agar dosen di kampusnya tidak mencantumkan gelar, kecuali untuk urusan akademik. Mereka menilai gelar profesor atau guru besar hanyalah jabatan fungsional yang tidak seharusnya membuat jarak sosial sesama insan akademik dan masyarakat.
Menurut para rektor, gelar tersebut tidak perlu dicantumkan dalam surat, dokumen atau produk hukum yang harus membubuhkan tanda tangan para dosen tersebut.
Melansir dari berbagai sumber, setidaknya ada tiga kampus di Indonesia yang dihimbau untuk tidak pakai gelar untuk dokumen.
1. Universitas Islam Indonesia (UII)
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid menegaskan kepada para pejabat struktural di lingkungan UII untuk menuliskan nama tanpa gelar. Menurutnya, kampus harus menjadi salah satu tempat paling demokratis.
"Jabatan profesor memang sebuah capaian akademik, tetapi yang melekat di sana lebih banyak tanggung jawab publik," katanya.
Dia mengatakan, profesor di Indonesia semakin banyak, namun sulit untuk mencari yang benar-benar konsisten melantangkan kebenaran ketika terjadinya penyelewengan.
2. Universitas Airlangga (Unair)
Rektor Unair, M. Nasih, juga mengimbau agar para dosen di kampusnya tidak mencantumkan gelar pada namanya di beberapa surat dokumen. Menurutnya, gelar tak perlu ditulis jika bukan untuk tugas akademis.
“Kalau di Unair, kami meminta gelar itu tidak perlu ditulis kalau sifatnya administratif, karena bukan tugas akademis, kecuali kalau wisuda, menjadi penguji, dan tugas akademis lainnya,” katanya.
Nasih juga menyarankan penilaian guru besar harus lebih kuat dan disaring lagi untuk menjaga posisi guru besar tetap sakral dan mulia. “Jangan sampai orang yang belum waktunya dapat gelar itu, malah dapat sebelum waktunya,” katanya.
3. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ)
Rektor UPNVJ, Anter Venus, pun mengaku sudah lama menerapkan hal itu di kampusnya. Dia tidak mencantumkan gelar pada nama, dalam surat, dokumen, termasuk saat bersurat dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Menurut Venus, di Indonesia ini, pengakuan publik seolah lebih penting dibanding substansi masalah yang dibicarakan. Padahal, di luar negeri jabatan atau gelar adalah hal yang biasa.
Ia menyayangkan orang-orang yang sudah mendapatkan jabatan guru besar tapi kualitas keilmuannya tidak ada. "Gelar akademik ini kan kaitannya dengan kemampuan orang untuk memahami dan mengembangkan dunia keilmuan, serta melihat berbagai potret masalah di sekitar mereka," katanya.
Berita Terkait
-
Profil Fathul Wahid, Rektor UII yang Tulis 'Kita Semua adalah Affan Kurniawan'
-
Profil Fathul Wahid, Rektor UII di Balik Pernyataan Sikap "Kita Semua adalah Affan Kurniawan"
-
Kampus Muhammadiyah Dilarang 'Obral' Gelar Profesor Kehormatan, Abdul Mu'ti Ungkap Alasannya
-
Apa Arti Gelar CFLS Milik Firdaus Oiwobo? Titel Panjangnya Ditertawakan Razman Arif Nasution
-
Frans Faisal Lulusan Apa? Gelar Akademik di Undangan Pernikahannya Bikin Salfok
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
Terkini
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati
-
OTT KPK di Bekasi: Bupati Ade Kuswara Diduga Terima Suap Proyek
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
KPK Sebut Tak Targetkan 3 OTT Dalam Sehari: Transaksi Terjadi Bersamaan
-
Penanganan Bencana Sumatra Masuki Fase Transisi, Pembangunan Hunian Dikebut
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971