Suara.com - Harga obat sempat jadi keluhan publik karena dinilai terlalu mahal. Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri tidak menampik bahwa ada obat yang harganya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya.
Dia menyampaikan bahwa di Indonesia ada tiga jenis obat yang beredar di pasaran. Yakni, obat paten atau originator merupakan obat pertama yang ditemukan dan dilengkapi dengan uji klinis lengkap tahap 1 hingga tahap 3. Obat originator yang ada di Indonesia saat ini seluruhnya berasal dari uji klinis di luar negeri, tapi memiliki hak paten selama 15-20 tahun.
Kemudian jenis kedua berupa obat Generik bermerek, yaitu obat yang dibuat dengan kandungan dan khasiat sama seperti obat originator, tetapi setelah masa paten habis. Serta obat Generik yang menggunakan nama kimia juga dibuat setelah masa paten habis. Kedua jenis obat ini yang banyak diproduksi oleh industri dalam negeri.
Noffendri menyampaikan bahwa obat originator harganya 30-50 persen lebih mahal dari obat generik bermerek dan obat generik. Sebab, proses pembuatan obat originator memang lebih lama dan rumit.
Terlebih, tak banyak obat originator yang masuk tanggungan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seperti obat generik bermerek dan obat generik.
"Harga Obat JKN ini bahkan sangat murah, 93 persen dari kebutuhan tablet berada di bawah harga Rp 500, 77 persen dari kebutuhan sirup berada di bawah harga Rp5 ribu dan 65 persen dari kebutuhan injeksi berada di bawah harga Rp2 ribu," ungkap Noffendri ditemui di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Meskipun originator harganya lebih mahal, Noffendri mengatakan bahwa kandungan obatnya sama dengan yang ada pada obat generik bermerek dan obat generik. Sehingga khasiat penyembuhan penyakitnya pun sama.
"Dari sisi khasiat dia gak ada beda, karena itu syarat pertama waktu uji di Badan POM. Mungkin perbedaannya hanya dari segi tampilan. Sebagai contoh sirup penurun panas, kalau yang mahal atau originator itu botol lebih bagus, dus lebih bagus, suka dikasih sendok. Kalau yang murah gak dikasih sendok, gak dikasih dus. Terus yg murah sirupnya gak dikasih perasa, pewarna," paparnya.
Perbedaan lainnya juga terlihat dari kecepatan efektivitas obat. Diakui Noffendri bahwa obat originator cara kerjanya lebih cepat.
Baca Juga: Bahaya Obat Palsu yang Belum Banyak Orang Tahu
"Sewaktu minum obat, yang dikejar target konsentrasi dalam darah, berapa lama dia bisa hancur di dalam lambung. Kalau yang mahal mungkin bisa lebih cepat hancurnya," kata Noffendri.
Semakin cepat obat hancur di dalam lambung, tentu juga lebih cepat sampai ke usus untuk diserap kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
"Berapa lama dia konsentrasinya tinggi bekerja di dalam darah, yang mahal mungkin (bekerja) lebih cepat, yang murah lebih lama sedikit. Tapi khasiatnya sama," jelasnya.
Noffendri menegaskan bahwa obat generik yang diproduksi di Indonesia memiliki kualitas produk yang setara dengan originator karena mengikuti standar internasional dan sudah diperiksa oleh BPOM.
Berdasarkan hasil uji bioekivalensi juga menunjukkan bahwa jumlah obat yang terserap dan terbuang di dalam tubuh sama persis dengan obat originator, sehingga diharapkan memiliki efek farmakologi yang sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Gaet Investasi Rp62 Triliun dari Korea di Cilegon
-
BAM DPR Dorong Reformasi Upah: Tak Cukup Ikut Inflasi, Harus Memenuhi Standar Hidup Layak
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum