Suara.com - Dalam upaya untuk mempromosikan budaya pernikahan dan keluarga yang positif di Tiongkok, Universitas Urusan Sipil di negara tersebut baru-baru ini mengumumkan program sarjana baru yang berfokus pada pernikahan, yang disebut "Layanan dan Manajemen Pernikahan." Program ini dilaksanakan pada saat Tiongkok sedang menghadapi penurunan jumlah kelahiran baru, yang terkait erat dengan menurunnya angka pernikahan, demikian yang dilaporkan Independent.
Program sarjana, yang akan dibuka di institusi Beijing pada bulan September ini, berupaya untuk ''menumbuhkan profesional untuk mengembangkan industri dan budaya terkait pernikahan'', menurut media pemerintah. Program tersebut, yang mulai menerima mahasiswa pada bulan September ini, akan merekrut 70 mahasiswa sarjana di 12 provinsi pada tahun 2024, kata wakil presiden universitas tersebut Zhao Honggang kepada media lokal.
Program ini bertujuan untuk membina para profesional untuk mengembangkan industri dan budaya yang berhubungan dengan pernikahan dan untuk mempromosikan budaya pernikahan dan keluarga yang positif di Tiongkok.
Program ini akan mencakup topik-topik seperti konseling keluarga, perencanaan pernikahan kelas atas, dan pengembangan produk perjodohan. Lulusan program ini akan memiliki peluang karir di asosiasi industri, agen perjodohan, perusahaan jasa pernikahan, dan organisasi konseling pernikahan dan keluarga.
Khususnya, populasi Tiongkok telah menurun selama dua tahun berturut-turut, hal ini terutama disebabkan oleh penurunan angka kelahiran yang terus-menerus. Meskipun kebijakan satu anak telah dilonggarkan pada tahun 2016, yang memungkinkan pasangan untuk memiliki hingga tiga anak sejak tahun 2021, angka pernikahan terus menurun. Tren ini telah berlangsung selama hampir satu dekade, dan pada tahun 2022 terjadi rekor terendah dalam jumlah pernikahan. Akibatnya, angka kelahiran telah berkurang setengahnya sejak tahun 2016, dan mencapai tingkat yang sangat rendah pada tahun 2023.
Berita Terkait
-
Tak Mau Sesumbar Soal Pernikahan dengan Dul Jaelani, Tissa Biani Takut Kena Ain
-
Sinopsis Drama China Snowfall: Romansa Vampir dan Gadis Buta
-
Perempuan yang Ditinggal Pergi Suami tanpa Kabar, Bolehkah Dinikahi?
-
Ade Govinda Pilih Riyal Jadi Mas Kawin, Ternyata Ada Niat Mulia
-
Nino Kuya Kuliah di Kampus Top Amerika Serikat, Berapa Sih Biayanya?
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
Terkini
-
Viral Kasus Cacingan, KemenPPPA Ingatkan Sistem Perlindungan Anak Tanggung Jawab Seluruh Kementerian
-
Modus Dipijat, Kasus Kakek Cabuli Pria Sebaya di Tasik Bikin Gempar: Digerebek Lagi Kondisi Begini!
-
Ammar Zoni Kendalikan Peredaran Narkoba dari Penjara? Mimpi Bebas Pupus, Terancam Hukuman Berat
-
Dipimpin Duo Ade! Relawan Jokowi 'Geruduk' Bareskrim Minta Polda Tuntaskan Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Halal Indonesia: Bukan Sekadar Label, Tapi Jaminan Kepercayaan dan Kunci Pasar Muslim Dunia!
-
Tiap Akhir Pekan, Kebun Binatang Ragunan Bakal Beroperasi Hingga Malam
-
Presiden Empat Kali Reshuffle dalam Setahun, Pengamat: Kabinet Prabowo Kian Gemuk dan Tidak Efisien
-
Solaria di Mal Ciplaz Klender Terbakar, Kebakaran Diduga Berawal dari Mesin Chiller
-
Kalah dari Arab Saudi, DPR Tetap Optimis Timnas Indonesia Akan Lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Wali Kota Semarang Tinjau Rusunawa Karangroto, Respon Langsung Keluhan Penghuni