Suara.com - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Rabu bahwa ia telah mengadakan komite darurat untuk memberi tahu apakah wabah mpox atau cacar monyet merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional di tengah penyebarannya baru-baru ini.
"Mengingat penyebaran mpox di luar (Republik Demokratik Kongo) DRC, dan potensi penyebaran internasional lebih lanjut di dalam dan luar Afrika, saya telah memutuskan untuk mengadakan Komite Darurat berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional untuk memberi tahu saya apakah wabah tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada X.
Tedros mencatat bahwa komite tersebut akan bertemu "sesegera mungkin" dan akan terdiri dari para ahli independen dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dari seluruh dunia.
Berbicara dalam jumpa pers, ia mengatakan bahwa DRC melaporkan 14.000 kasus dan 511 kematian sejak awal tahun, menambahkan bahwa sekitar 50 kasus yang dikonfirmasi dan lebih banyak kasus yang diduga telah dilaporkan di empat negara tetangganya – Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.
Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit langka yang disebabkan oleh berbagai virus yang disebut klade. Menurut WHO, penyakit ini menyebabkan ruam dan gejala seperti flu.
Klade 1 telah beredar di DRC selama bertahun-tahun, sementara klade 2 bertanggung jawab atas wabah global yang dimulai pada tahun 2022.
Wabah saat ini di DRC timur disebabkan oleh cabang baru klade 1, yang disebut klade 1b, yang menyebabkan "penyakit yang lebih parah daripada klade 2," kata Tedros.
Ia mengatakan bahwa klade 1b telah dikonfirmasi di Kenya, Rwanda, dan Uganda, sementara klade di Burundi masih dianalisis.
Kasus klade 1a telah dilaporkan tahun ini di DRC, Republik Afrika Tengah, dan Republik Kongo, sementara klade 2 telah dilaporkan di Kamerun, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, dan Afrika Selatan, kata kepala WHO.
Baca Juga: Jimin BTS Mencari Belahan Jiwa di Video Musik Solo Terbaru Bertajuk Who
Berita Terkait
-
Mengenal Monkeypox atau Mpox, Wabah Baru Ancaman Kesehatan Global
-
Jimin BTS 'Who': Lagu Bernuansa Galau Dibalut Konsep Urban Klasik yang Unik
-
Jimin BTS Sapu iTunes Chart di Seluruh Dunia Lewat Album Muse dan Lagu Who
-
Jimin BTS Mencari Belahan Jiwa di Video Musik Solo Terbaru Bertajuk Who
-
Seru dan Kocaknya Penipu Ulung di Film Seondal: The Man Who Sells the River
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
Terkini
-
IKAHI Sumut Turun Tangan, Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Bukan Sekadar Musibah Biasa?
-
Geledah Rumdin Gubernur Riau Abdul Wahid usai Tersangka, KPK Cari Bukti Apa Lagi?
-
Miris! Kakak Adik di Kendal 2 Minggu Cuma Minum Air, Tidur Bersama Jasad Ibu Demi Wasiat
-
Terbongkar! Segini Uang 'Jatah Preman' yang Diterima Gubernur Riau, KPK Beberkan Alirannya
-
Warga Protes Bau Tak Sedap, Pemprov DKI Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
-
Pasca OTT, KPK Bergerak Geledah Rumah Dinas Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Gubernur Riau Plesiran ke Inggris-Brasil Pakai Duit 'Jatah Preman', Mau ke Malaysia Keburu Diciduk
-
Soeharto Bakal Dapat Gelar Pahlawan Nasional? Legislator Minta Penilaian Berimbang dan Komprehensif
-
Lewat 1x24 Jam Pasca-OTT, Dalih KPK Baru Umumkan Gubernur Riau Tersangka: Masalah Teknis, Bukan...
-
Bappenas Sebut Penerapan Manajemen Risiko Menjadi Arah Baru Dalam Tata Kelola Pembangunan Nasional