Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempertimbangkan pembentukan komite ahli untuk memberikan saran apakah wabah mpox (sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet) perlu dinyatakan sebagai keadaan darurat internasional.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa WHO bersama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) akan memperkuat respons terhadap wabah ini.
"Dengan jenis mpox yang lebih mematikan menyebar di banyak negara Afrika, WHO, CDC Afrika, pemerintah setempat, dan mitra terus meningkatkan upaya untuk menghentikan penularan penyakit ini," kata Tedros, dikutip dari The Straits Times, Senin (5/8/2024).
Namun, Tedros menekankan bahwa lebih banyak pendanaan dan dukungan diperlukan untuk memastikan respons yang komprehensif.
"Saya sedang mempertimbangkan untuk membentuk komite darurat Peraturan Kesehatan Internasional guna memberikan saran apakah wabah mpox harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia," ujarnya.
Mengenal Monkeypox atau Cacar Monyet
Cacar monyet adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Monkeypox (MPXV) dari genus Orthopoxvirus, bagian dari keluarga Poxviridae, yang mirip dengan virus penyebab smallpox. Penyakit ini menular dari hewan (zoonosis) dan gejalanya biasanya lebih ringan.
Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga diberi nama monkeypox atau cacar monyet. Kasus pertama pada manusia terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo selama upaya penghapusan cacar.
Sejak itu, cacar monyet telah dilaporkan di beberapa negara Afrika tengah dan di luar Afrika, seperti Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris, terkait perjalanan internasional atau impor hewan.
Baca Juga: Semua Pasien Cacar Monyet Indonesia Lelaki, Perempuan Berisiko Tertular?
Penularan cacar monyet terjadi melalui hewan yang terinfeksi, terutama monyet dan hewan pengerat. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak kulit-ke-kulit dengan orang yang memiliki lesi akibat virus. Masa inkubasi virus monkeypox berkisar antara 6-16 hari, atau bisa lebih lama.
Metode penularan meliputi:
- Kontak langsung melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi.
- Konsumsi daging hewan liar yang terinfeksi.
- Kontak dengan benda yang terkontaminasi.
- Virus masuk melalui luka terbuka, saluran pernapasan, atau selaput lendir mata, hidung, atau mulut.
- Penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi, serta kontak tidak langsung dengan bahan lesi.
Gejala cacar monyet pada manusia mirip dengan gejala cacar, tetapi cenderung lebih ringan. Gejala awal termasuk demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, panas dingin, dan kelelahan. Fase erupsi muncul 1-3 hari setelah fase awal, ditandai dengan ruam atau lesi pada kulit yang dimulai dari wajah dan menyebar ke tubuh.
Cacar monyet dapat sembuh sendiri dan pengobatan spesifik belum ada. Diagnosis pasti dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan bersifat meredakan gejala (simptomatis) dan suportif.
Pencegahan cacar monyet meliputi menghindari kontak dengan hewan yang dapat membawa virus, menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material terkontaminasi, membatasi konsumsi daging hewan liar, dan menjaga kebersihan tangan. Penggunaan alat pelindung diri (APD) juga dianjurkan saat merawat pasien.
Meskipun belum terdeteksi di Indonesia, tetap waspada dan melakukan langkah pencegahan adalah penting, terutama karena anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online