Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengkritisi soal jalannya Pemilu secara langsung yang saat ini justru berjalan tak baik lantaran telah sengaja didesain sejak awal oleh penguasa. Bahkan dengan itu, partai politik akhirnya menjadi korban.
Hal itu disampaikan Megawati saat menyampaikan pidatonya di sela-sela pengumuman bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Awalnya, Megawati menyinggung jika Indonesia kini sudah tak lagi berkarakter lantaran penguasanya saja mendesain jalannya Pemilu sedemikian rupa dengan salah satunya menjegal figur-figur tertentu bertarung.
"Jadi kalian udah enggak berkarakter Indonesia mana adil makmur ya, kalau penguasanya aja nyuruh ini mesti enggak boleh nih yang itu enggak boleh jadi tuh ini itu nanti yang ono enggak boleh jadi tuh," kata Megawati.
Ia lantas mengingatkan kepada para calon kepala daerah yang baru saja diberikan rekomendasi dukungan dari PDIP untuk berani melawan intimidasi dalam Pemilu khususnya Pilkada 2024.
"Jadi tadi yang saya kasihin (dukungan) maka kalian berani apa enggak? Ya baik baik aja pak kalau ada yang mau mengintimidasi ngomong pak, kita ini juga warga loh nanti mulai dari kepala desa, betul apa tidak? Enggak ada toh yang berani ngomong betul atau tidak?" ujarnya.
Ia menyampaikan hal itu berdasarkan bukti-bukti yanh sudah terjadi sebelumnya. Megawati kemudian menyinggung dirinya sudah berjuang mengubah Pemilu tidak langsung menjadi langsung, namun justru Pemilu langsung terjadi banyak masalah saat ini.
"Dari Pemilu tidak langsung zaman Pak Harto dirubah reformasi ingat sampai saya juga loh yang jalankan berhasil tapi sayanya kalah karena apa ternyata juga dipakai bermanipulasi, apa manipulasinya? Karena udah ada teknologi makanya di dalam teknologinya katanya untuk memudahkan tapi kalau dipikir tahu berapa yang ada meninggal itu apa KPPS betul apa enggak? Loh katanya modern apa artinya saya tuh sampe garuk-garuk kepala. Ini sebenernya ada yang namanya alat modern apa enggak?" ungkapnya.
Megawati kemudian bicara apa yang terjadi di India. Penyelenggaran Pemilu di sana bisa berjalan aman cepat tanpa keributan. Ia lantas mempertanyakan justru di Indonesia malah terjadi keributan.
Ia mencontohkan adanya laporan dari rakyat bagaimana telah mendapatkan intimidasi ketika akan menyalurkan pilihannya dalam Pilpres 2024 kemarin. Namun Megawati mengajarkan kepada rakyat tersebut agar berani menggunakan hati nuraninya saja dalam memilih.
Belum lagi, kata dia, banyak rekan-rekannya di luar negeri juga banyak menyoroti kondisi Indonesia saat ini. Menurut Megawati harusnya hal itu menjadi renungan dan bangsa seharusnya malu.
"Aku bilang, aku ketawa aja. Ya kamu bilang gitu ya buat saya ya thank you, tapi bener loh masak enggak malu, orang luar negeri aja bisa ngomong begitu. Artinya mereka tahu bahwa apa netralitasnya tidak ada," katanya.
Lebih lanjut, dengan adanya kondisi tersebut, Megawati lantas menyampaikan keprihatinannya terhadap partai-partai politik yang ada saat ini terkesan tertekan. Padahal, kata dia, setiap partai politik mempunyai hak untuk mengikuti Pemilu.
"Loh orang tetangga saya, partai sebelah enggak usah ngomong deh prihatin loh saya, guna apa ada partai jadinya padahal partai itu sah. Dan itu adalah sebuah organisasi partai politik, tulis, yang hanya dia boleh mengikuti yang namanya pemilu pemilihan umum secara langsung sekarang tulis. Apa boleh ormas ikut? Tidak. Tidak tahukah kamu yang namanya konstitusi Republik Indonesia UUD 1945 yang sudah berapa kali diamendemen," ujarnya.
"Hak rakyat mau di kemanakan bukan kah yang namanya dalam konstitusi kita yang selalu saya junjung tinggi saya sangat merasa punya berkah. Setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata hukum jangan lupa loh."
Berita Terkait
-
Curhat Tiap Malam Nangis, Megawati: Kenapa Indonesia Segede Ini Tak Bisa Andil dan Makmur? Salah Pemimpinnya?
-
Megawati Blak-blakan Ingin Bertemu Kapolri, Malah Disebut Mau Intimidasi
-
Geram Dituding Mau Intimidasi Kapolri, Megawati Blak-blakan Bilang Ini
-
Geli Dengar Ada KIM Plus di Pilkada, Megawati: Plusnya Tuh Opo?
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
5 Petani di Bengkulu Selatan Tertembak usai Konflik Lahan Memanas, Ini Kronologinya!
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
-
Komitmen Tata Kelola Kian Kuat, BNI Borong Dua Penghargaan ARA 2024
-
Ibu Hamil Turut Jadi Korban Kebakaran di Terra Drone, Menteri PPPA Soroti Perusahaan Tak Taat Aturan
-
Kronologi 2 Mata Elang Tewas Diamuk Massa di Kalibata, Kios dan Kendaraan Dibakar
-
Dua Mata Elang Tewas Dikeroyok di Kalibata, Kericuhan Berlanjut ke Pembakaran Kios dan Kendaraan
-
Kejagung Sita Hotel Ayaka Suites, Aset Tersangka TPPU Kasus Sritex Iwan Kurniawan Lukminto
-
Awas! Gunung Dukono Menyembur Asap Tebal 900 Meter Pagi Ini, Benarkah Statusnya Aman?
-
Siswa Sekolah Rakyat: Dari Sulit Membaca Kini Berani Rencanakan Masa Depan
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring