Suara.com - Pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya diminta untuk tetap menjaga keefektifan dan efisiensi kabinet yang akan dibentuk.
Pernyataan tersebut disampaikan Manajer Riset dan Program, The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) Arfianto Purbolaksono merespons beredarnya struktur dan nama kementerian jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029.
Ia mengatakan, memang pembentukan kabinet merupakan hak prerogatif presiden terpilih, termasuk menambah kementerian. Namun dengan menambah kementerian akan membuat struktur birokrasi akan semakin gemuk.
"Padahal di sisi lain, sangat penting untuk tetap menjaga birokrasi menjadi organisasi yang dapat memberikan pelayanan publik yang prima secara efektif dan efisien," kata Arfianto melalui keterangan tertulis kepada Suara.com, Jumat (30/8/2024).
Oleh sebab itu, ia mendorong presiden terpilih untuk mengoptimalkan birokrasi secara efektif dan efisien, serta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik tanpa menambah kementerian dan lembaga.
Selanjutnya, TII juga mendorong Kementerian PANRB dan Badan Kepegawaian Nasional (BKN) untuk tetap menjalankan program penyederhanaan birokrasi dari tingkat pusat dan daerah.
"Kemudian, mendorong Kementerian PANRB untuk tetap menjalankan seleksi aparatur birokrasi dengan mengutamakan meritokrasi, inklusi, transparansi, dan akuntabilitas,” papar Arfianto.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga netralitas birokrasi agar tidak terpengaruh dinamika politik praktis yang akan merugikan masyarakat luas.
"Kami mendorong Bawaslu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB), Kementerian Dalam Negeri untuk meningkatkan sosialisasi kepada aparatur birokrasi tentang pentingnya netralitas pada pemilu maupun pilkada," katanya.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Belajar dari Posyandu Buat Program Makan Gratis
Terakhir, Arfianto juga menyarankan dalam pembentukan kabinet, Prabowo bekerja sama dengan KPK dan PPATK untuk mendapatkan masukan terkait rekam jejak para calon menterinya.
"Kabinet harus diisi oleh orang-orang yang memiliki track record bersih, memiliki kredibilitas, serta memiliki keberanian untuk membenahi birokrasi yang telah digerogoti oleh budaya korupsi."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Bukan Cuma Bupati Lampung Tengah, OTT KPK Juga Jaring 4 Orang Lainnya
-
Dituding ABS ke Prabowo Soal Listrik Aceh, Bahlil: Itu Laporan Resmi dari PLN
-
Perintah Keras Bahlil ke DPR/DPRD Golkar: Rakyat Kena Bencana, Jangan Cuma Mikirin Program!
-
Bupati Lampung Tengah Kena OTT KPK, Ketum Golkar Bahlil: Saya Belum Dapat Info
-
JK Hingga Jurnalis Korban Pengeroyokan Terima Anugerah Dewan Pers 2025
-
Lilin Nusantara Dukung Langkah Kapolri Usut Penyebab Banjir Sumatra, Ini Alasannya
-
Mobil Tertabrak KRL di Jakarta Utara, KAI Ingatkan Pentingnya Disiplin Berkendara
-
Terungkap! Kompor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Ponpes Almawaddah Ciganjur Jaksel
-
Kejari Bandung Jerat Wakil Wali Kota Erwin Sebagai Tersangka Penyalahgunaan Kewenangan Tahun 2025
-
Sinyal Kuat dari Kremlin: Putin Jawab Langsung Undangan Prabowo, Siap Datang ke Indonesia