Suara.com - Pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan hilirisasi kelapa sawit. Langkah ini diambil agar Indonesia tak hanya berkonsentrasi kepada ekspor bahan baku, namun juga mampu menghasilkan produk akhir.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), lembaga yang bertugas mengelola dana perkebunan kelapa sawit pun mendukung pengembangan produk hilir sawit ini. Salah satu caranya dengan melakukan penelitian dan pengembangan, bekerja sama dengan lembaga penelitian hingga universitas.
Untuk menyukseskan hal tersebut, Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ini mempercayakan 15 penyedia jasa pelatihan dan pengembangan untuk memberikan pelatihan bagi para petani sawit. Di tahun 2024 ini, BPDPKS mengeluarkan dana untuk mengadakan pelatihan bagi 6.437 peserta dan beasiswa bagi 3.000 penerima.
Peserta pelatihan terbagi dalam berbagai kelas pelatihan yang terdiri 11 jenis pelatihan, mulai dari pelatihan teknis seperti Budidaya Tanaman Kelapa Sawit atau Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkebunan hingga pengembangan bisnis seperti Informasi Pasar dan Promosi, atau Manajemen & Administrasi Keuangan. Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan sejak April hingga September 2024.
PT LPP Agro Nusantara menjadi satu dari 15 penyelenggara pelatihan yang bekerjasama dengan BPDPKS. Sebagai salah satu penyelenggara pelatihan dipercaya BPDPKS untuk menyelenggarakan 43 kelas pelatihan bagi 1.339 peserta yang berasal dari 7 provinsi penghasil sawit di Indonesia. Jumlah ini setara dengan 21% dari total data rekomtek peserta pelatihan.
“Kontribusi LPP Agro Nusantara untuk program ini terus meningkat setiap tahunnya. Tahun lalu BPDPKS mempercayakan 876 peserta dan tahun 2024 meningkat di angka 1.339 peserta,” ujar SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan dalam diskusi bersama awak media yang diselenggarakan secara daring pada Selasa, (3/9/2024).
Secara data, penyelenggaraan pelatihan LPP Agro Nusantara terus meningkat setiap tahunnya. Selain jumlah peserta, peningkatan juga terlihat di jumlah kelas dan lokasi pelaksanaan pelatihan. Tahun 2023, kelas yang berjalan sebanyak 28 kelas di 4 provinsi, sedangkan tahun 2024 pelatihan dilaksanakan di 7 provinsi. Dengan kelas terbanyak di Provinsi Riau sejumlah 23 kelas berjalan.
“Selain pengetahuan teknis, pengembangan bisnis harus menjadi mindset baru pekebun. Bisnis yang dikelola dengan baik dan meningkat skalanya tentu harus segera dimulai," tambah Pugar.
Hal ini tentu menjadi tujuan bersama dalam lanskap bisnis kelapa sawit di Indonesia. Peran pekebun swadaya harus meningkat baik secara kuantitas dan kualitas. Tidak hanya mampu memproduksi hasil yang lebih baik tapi juga memiliki daya saing dan mampu menghadapi tantangan bisnis.
Dengan pengalaman di bidang Perkebunan sejak tahun 1950, LPP Agro Nusantara turut berkontribusi mengembangkan bisnis Perkebunan di Indonesia. Melalui program strategis pemerintah yang dijalankan BPDPKS ini, LPP Agro Nusantara berharap semakin banyak pekebun yang memiliki akses pada praktik baik perkebunan yang meningkatkan kualitas perkebunan Indonesia. Karena tidak dipungkiri, SDM yang berkualitas memiliki peran penting dalam keberlanjutan industri kelapa sawit di
Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar memastikan, program pelatihan terus dimonitoring.
“Jadi kami selalu pantau sebelum kegiatan dan apa setelah kegiatan yang dilakukan. Bagaimana dari hasil tersebut bisa mendapatkan apa yang diperoleh oleh petani. Sedangkan pasca pelatihan itu, saat ini kami sedang menyiapkan untuk memantau terutama dampak terhadap produktivitas dari kebunnya. Apakah dengan adanya pelatihan ini terjadi peningkatan produktivitas atau tidak itu mungkin salah satu yang akan dipantau. Kami sedang siapkan dengan Dirjen Perkebunan kira-kira metode yang tepat untuk memantau itu seperti apa dan mungkin kita akan melanjutkan juga diskusi dengan lembaga pelatihan yang sudah punya pengalaman dan punya metode-metode yang bisa kami pilih untuk digunakan,” tukasnya.
Berita Terkait
-
Kasus Hukum Tina Rambe: Anaknya Menangis dan Berharap Ibunya Dibebaskan
-
Wujudkan Perkebunan Berkelanjutan, SPKS: Urgensi Hukum Mutlak Diperlukan dalam FPKMS untuk Petani
-
Rekind Bangun dan Operasikan Pabrik Percontohan Pengolahan Limbah Kelapa Sawit
-
Target 60.000 Ha Peremajaan, Begini Cara PalmCo Gandeng Semua Petani Sawit Indonesia
-
Peremajaan Kebun Sawit Rakyat Diharapkan Tingkatkan Produktivitas dan Dongkrak Harga CPO
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!
-
Gelagapan Baca UUD 45, Ekspresi Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Disorot: Yang Dibaca Pancasila?
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH
-
Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Meutya Hafid Titip Pesan Ini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!