Suara.com - Beirut, ibu kota Lebanon, kembali terguncang oleh serangan udara Israel setelah hampir dua dekade tak tersentuh oleh konflik. Sebuah gedung apartemen di pusat kota menjadi sasaran, dengan lantai lima bangunan tersebut rata dengan tanah akibat ledakan.
Serangan kali ini bukan ditujukan kepada kelompok Hezbollah, melainkan faksi militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
Warga yang masih bertahan di kota, seperti Zawal Hamad, seorang pemilik toko, merasa cemas.
"Tiga perempat penduduk Beirut sudah meninggalkan kota. Bisnis di sini sangat lesu," katanya dengan nada putus asa.
Di kafe-kafe yang tersebar di ibu kota, wajah Wakil Sekretaris Jenderal Keamanan Hezbollah terus muncul di layar televisi.
"Anda tidak tahu di mana bom berikutnya akan jatuh. Bom ada di mana-mana, dan orang-orang bingung mencari tempat aman," kata Mohammad, seorang pemilik kafe yang juga merasa takut.
Di bagian selatan Beirut, kawasan Dahieh, Rasha, seorang guru matematika, kehilangan rumahnya dalam serangan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa dukungannya terhadap Hezbollah tidak akan goyah meski kehilangan segalanya.
"Kami berduka atas kematian seseorang yang sangat berarti bagi kami. Nasibnya adalah untuk membebaskan Palestina, dan kami akan terus mengikuti jalannya," ujarnya merujuk pada Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah yang tewas dalam serangan Israel.
Sementara itu, di pusat kota Beirut, pemandangan memilukan terjadi. Keluarga-keluarga dengan anak-anak kecil bertahan hidup di taman-taman terbuka, menjadikan rumput sebagai tempat berlindung mereka. Laya, gadis berusia tujuh tahun, bersama adiknya, Roni, yang berumur enam tahun, terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Baca Juga: "Tidak Bermoral!" Paus Fransiskus Kecam Serangan Israel di Gaza dan Lebanon
"Kami tidak akan bisa pulang karena serangan ini terlalu dekat. Salah satu serangan bahkan hampir mengenai sekolahku," ungkap Laya dengan suara bergetar.
Di tengah ketidakpastian ini, ibu Laya, Zeina, mencoba menenangkan anak-anaknya, mengatakan bahwa suara ledakan hanyalah kembang api. Namun, di balik semua usaha itu, anak-anak tetap menangis dan merasakan bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Dengan ancaman invasi Israel ke Lebanon yang semakin dekat dan tanpa tanda-tanda gencatan senjata, banyak keluarga mungkin harus bertahan di taman-taman ini lebih lama dari yang mereka harapkan. Laya hanya ingin kembali ke rumah dan melanjutkan sekolahnya, namun kenyataan yang dihadapi warga Beirut saat ini jauh dari itu.
Berita Terkait
-
"Tidak Bermoral!" Paus Fransiskus Kecam Serangan Israel di Gaza dan Lebanon
-
Dukung Israel Bombardir Hizbullah di Lebanon, Amerika Serikat Peringatkan Iran
-
Operasi Darat Israel Tengah Berlangsung di Lebanon, Target Hancurkan Infrastruktur Hizbullah
-
Amerika Serikat Tegaskan Dukung Israel dalam Serangan ke Lebanon, Ancam Iran Tak Macam-macam
-
MUI Minta Masyarakat Tetap Boikot Produk Israel: Jangan Pernah Berhenti
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf