Suara.com - Serangan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi Palestina yang berada di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Gaza tengah, pada Minggu malam mendambah daftar panjang pelanggaran perang atau war crime yang dilakukan negara zionis tersebut.
Menurut sumber medis yang dilansir oleh kantor berita Palestina, Wafa, kebakaran tersebut terjadi usai pengeboman oleh Israel dan menyebabkan sekitar 70 orang terluka di wilayah Deir al-Balah, Gaza tengah.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan tenda-tenda yang terbakar, dengan orang-orang berusaha keras memadamkan api dan menyelamatkan para korban yang terjebak di dalamnya.
Bilal Ezzat Khudari, seorang warga Gaza, seperti yang dikutip dari Middle East Eye pada Senin, 14 Oktober 2024.hari ini mengaku melihat secara langsung bagaimana pengungsi terbakar hidup-hidup dalam kobaran api yang mencapai setinggi 15 meter.
Genosida yang dilakukan Israel belum juga usai. Bahkan, berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, kekejaman Israel terhadap Palestina, Lebanon dan negara lain, melebihi kekejaman Nazi di masa lampau.
Perbandingan Jumlah Korban Anak dalam Serangan Nazi dan Gaza, Israel Lebih Kejam
Kekejaman Israel menjadi biang terjadinya perang di Palestina terbukti dari jumlah korban, terutama anak – anak. Bukan hanya ketika menyerang Jalur Gaza, Israel juga terlibat dalam perang di Lebanon dan Yaman. Dalam serangan di Palestina setahun terakhir, PBB mencatat sedikitnya 15.000 anak tewas, 12.000 luka – luka, dan 19.000 menjadi yatim piatu.
Laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), sejak pecah konflik bersenjata pada 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas warga Palestina mencapai lebih dari 36.000 jiwa dan 86.000 lainnya luka-luka. Sebanyak 36.171 korban jiwa berada di Jalur Gaza dan 519 korban jiwa di Tepi Barat.
Jumlah anak yang menjadi korban mencapai 15.162 dan puluhan ribu lainnya terpisah-pisah dari keluarga mereka. Jumlah perempuan tewas dalam serangan Israel mencapai 10.018 sementara 7.000 lainnya hilang. Pemberitaan media massa mencatat, dalam 100 hari pertama konflik, lebih dari 1.000 anak Palestina di Gaza terbunuh. Jumlah pengungsi warga Palestina 1,2 juta dan sebagian dari mereka telah mengungsi beberapa kali untuk mencari ruang aman.
Baca Juga: Israel Serang Pasukan Perdamaian, PBB Murka: Kejahatan Perang!
Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan Resolusi No. 2728 Tahun 2024 tentang Gencatan Senjata di Gaza dan menjamin akses kemanusiaan ke Gaza. Namun hingga kini para pihak terkait tidak menjalankannya dan Israel terus melancarkan operasi militer dan mengancam keselamatan warga sipil. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) juga telah mengeluarkan tuduhan kejahatan perang dan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel dan Hamas pada 20 Mei lalu, namun peringatan tersebut tidak mendapat perhatian khususnya oleh Israel selaku penyerang.
Sementara itu, jika ditambah dengan perang di Yaman yang telah terjadi selama bertahun – tahun, ada sedikitnya 11.000 anak – anak tewas. Kemudian, 500.000 lainnya yang masih hidup menderita kekurangan gizi. Pembantaian yang terjadi di Lebanon juga menyebabkan korban jiwa yang sebagian besar adalah anak – anak. Israel yang melancarkan serangan besar – besaran di negara tersebut membuat persentase kematian anak menjadi 50 hanya dalam dua hari, menurut Unicef.
Padahal, serangan sebelumnya yang dilakukan Israel pada 2006 menyebabkan 12 anak tewas dalam satu hari. Kekejaman Israel di negara tersebut meningkat tajam.
Perilaku Israel sama biadabnya dengan kekejaman Nazi di era Perang Dunia II. Dalam tragedi Holocaust yang merenggut banyak nyawa anak – anak Yahudi pada masa Perang Dunia II.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
Terkini
-
Di Balik Ledekan Menkeu Purbaya ke Rocky Gerung, Malah Diduga Sarkas pada Jokowi
-
Bikin Gempar Warga Cipayung, Polisi Buru Orang Tua Pembuang Bayi di Waduk Cilangkap
-
Soal Kemungkinan Periksa Ketua Umum PBNU Gus Yahya dalam Kasus Haji, Begini Jawaban KPK!
-
YLBHI Desak Tim Independen Komnas HAM Dkk Usut Dugaan Pelanggaran HAM Berat pada Kerusuhan Agustus
-
KPK Dalami Dugaan Jual Beli Kuota Haji Melalui Pemeriksaan Ustaz Khalid Basalamah
-
YLBHI Soroti Ada Apa di Balik Keengganan Pemerintah Bentuk TGPF Ungkap Kerusuhan Agustus 2025?
-
75 Persen Bansos Triwulan III Sudah Tersalur, Mensos Akui Masih Ada Bantuan Nyangkut!
-
YLBHI Ingatkan Prabowo: Calon Kapolri Baru Harus Jaga Independensi, Bukan Alat Politik atau Bisnis!
-
KPK Akui Periksa Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Haji Soal Uhud Tour Miliknya
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung