Suara.com - Partai politik dikritik masih gagal menanamkan paradigma dan perspektif adim mengenai kesetaraan gender pada kadernya.
Salah satu buktinya diperlihatkan oleh cawagub Banten Dimyati Natakusumah yang mengatakan kalau menjadi gubernur termasuk pekerjaan berat bagi perempuan.
Akademisi Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini mengatakan bahwa setiap kandidat calon kepala daerah yang diusung oleh partai politik seharusnya sudah memiliki pemahaman yang ideal mengenai isu kepemimpinan dan keterwakilan perempuan.
"Ini pekerjaan besar bagi partai politik. Artinya paradigma dan perspektif adil dan kesetaraan gender masih bermasalah. Siapa yang harus paling bertanggung jawab? Partai politik," kata Titi kepada wartawan, di kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Jakarta, Kamis (17/10/2024).
Pernyataan Dimyati yang mengatakan tidak memberikan pekerjaan berat, seperti jadi gubernur, sebagai cara memuliakan perempuan, menurut Titi, justru tindakan nyata dari diskriminasi dan marginalisasi kepada perempuan. Karena dengan begitu, Dimyati justru menjauhkan perempuan dari ranah politik dan publik.
Ahli hukum ketatanegaraan itu juga mengkritisi sikap Dimyati juga sebagai tindakan mendomestifikasi perempuan dengan kemasan dan narasi eufemisme yang seolah-olah untuk memuliakan. Tetapi makna sebenarnya justru meminggirkan, memarginalkan, dan mengeksklusi perempuan dari kehidupan politik dan publik.
"Sangat disayangkan ada pernyataan di ruang publik yang seperti itu, di tengah praktik demokrasi yang sudah kita jalankan dan juga urgensi kita untuk terus mempromosikan tata kelola pemerintahan yang ramah keterwakilan perempuan," imbuhnya.
Menurut Titi, pernyataan Dimyati itu tidak sepantasnya diucapkan pada level kepemimpinan tingkat gubernur.
"Apalagi yang bersambutan kan istrinya Bupati Pandeglang. Jadi sudah kepemimpinan perempuan itu sesuatu yang familiar, bukan sesuatu yang baru," pungkasnya.
Sebelumnya, ucapan itu disampaikan Dimyati saat debat perdana Pilkada Banten pada Rabu (16/10) malam kemarin. Dimyati ditanya oleh rivalnya, cawagub Ade Sumardi, tentang cara menangani kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak di Banten.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Cemburu Berujung Maut: Teriakan Minta Tolong Bongkar Aksi Sadis Pembunuhan di Condet!
-
Prabowo Setuju RUU Kuhap Disahkan Jadi UU, Fokus Berantas Kejahatan Siber dan HAM
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
DPR Ketok Palu KUHAP Baru: Penjara Tak Lagi 'Suka-suka', Pemeriksaan Wajib Direkam Kamera
-
Garis Pertahanan Terakhir Gagal? Batas 1,5C Akan Terlampaui, Krisis Iklim Makin Gawat
-
Lulusan SMK Tahun Berapa Pun Bisa Ikut Program Kerja ke Luar Negeri, Bagaimana Cara Daftarnya?
-
Terkuak Dalam Rekonstruksi: Tiga TNI Terlibat Kasus Penculikan Kacab Bank, Siapa Saja?
-
Dari Tanah Merah Menjadi Kampung Tanah Harapan, Pramono Janjikan Pembangunan Total dan Banjir Bansos
-
Prabowo Mau Manfaatkan Uang Sitaan Koruptor, Ini Pos-pos yang Bakal Kecipratan
-
Diduga karena Masalah Asmara, Seorang Pria Tewas Ditusuk di Condet