Suara.com - Persoalan keterwakilan perempuan dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan. Sebab, dari seratusan lebih tokoh yang disebut-sebut bakal menjabat posisi menteri, wakil menteri hingga kepala badan, jumlah keterwakilan perempuan masih jauh dari 30 persen.
Pakar hukum dari Universitas Indonesia Titi Anggraini menilai hal tersebut sangat disayangkan. Apalagi dalam hitung-hitungannya, keterwakilan perempuan di bakal kabinet Prabowo-Gibran tidak sampai 20 persen.
"Dari nama-nama yang dipanggil dan diproyeksikan menjadi menteri dan wakil menteri, terlihat bahwa jumlahnya sangat minim bahkan tidak sampai 20 persen ya dari harapan keterwakilan perempuan 30 persen. Tentu itu sangat disayangkan," katanya seperti dikutip Antara.
Titi menilai bahwa secara ideal, jumlah keterwakilan perempuan harusnya semakin menguat dari pemerintahan yang sebelumnya kepada pemerintahan berikutnya.
"Tapi justru kalau dari sisi perkembangan terbaru, keterwakilan perempuan di kementerian mengalami penurunan," katanya.
Lebih lanjut, ia berharap minimnya keterwakilan perempuan dalam kabinet tersebut tidak menjadi indikasi tersisihnya peran perempuan dan seolah menjadi tidak penting di pemerintahan yang baru.
Ia juga berpendapat apabila jumlah perempuan di posisi-posisi strategis pemerintahan semakin rendah, maka akan memberikan impresi yang buruk pada pendidikan politik, seolah-olah tata kelola pemerintahan tanpa keterlibatan perempuan pada posisi strategis merupakan hal yang wajar.
"Saya kira pemerintahan yang baru harus menjelaskan mengapa pemilihan menteri sangat minim dalam menyodorkan keterwakilan perempuan," kata Titi Anggraini.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah tokoh mengikuti pembekalan sebelum mengisi jabatan dalam kabinet di kediaman Prabowo yang berada di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Mereka yakni Menkeu Sri Mulyani Indrawati, pengusaha Widiyanti Putri Wardhana, Sekretaris Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Arifah Choiri Fauzi, Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk, pengusaha Veronica Tan, Politikus Meutya Hafid, Politikus Isyana Bagoes Oka, Politikus Christina Aryani, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, ilmuwan Stella Christie, Politikus Dyah Roro Esti, Politikus Zita Anjani dan Jurnalis Ni Luh Puspa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram