Suara.com - Nina Agustina yang merupakan Calon Bupati (Cabup) Indramayu nomor urut 3, baru-baru ini diketahui tengah terlibat perseteruan dengan Cabup Indramayu nomor urut 2, yaitu Lucky Hakim. Nina Agustina merasa diadang oleh warga pada saat sedang melintas bersama rombongan patwal. Kemudian, Nina menuding para warga tersebut adalah simpatisan Lucky Hakim lantaran para warga tersebut mengacungkan jari yang menunjukkan angka dua.
Perlu diketahui, Lucky Hakim sebelumnya adalah Wakil Bupati Indramayu, namun kini maju sebagai calon bupati Indramayu nomor urut 2. Merespons tudingan tersebut, Lucky Hakim langsung angkat bicara untuk mengklarifikasi video insiden itu yang telah beredar di media sosial dan menyeret namanya. Menurut Lucky Hakim, itu bukanlah insiden pengadangan oleh warga, melainkan hanya kesalahpahaman warga Indramayu yang mengira bahwa rombongan yang melintas merupakan rombongan Lucky Hakim, sehingga warga menyambut dengan mengacungkan jari angka dua.
Namun, ternyata yang melintas adalah rombongan Nina Agustina. Apalagi secara tampilan, mobil yang digunakan oleh Nina dan Lucky hampir mirip, yaitu jenis SUV berwarna hitam. Hanya saja bedanya, Lucky Hakim menggunakan SUV jenis Toyota Fortuner, sedangkan Nina memakai Mitsubishi Pajero.
Penasaran, seperti apa adu pendidikan Lucky Hakim vs Nina Agustina? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Adu Pendidikan Lucky Hakim vs Nina Agustina
Berikut ini adalah ulasan singkat mengenai adu pendidikan Lucky Hakim vs Nina Agustina, sebagaimana berhasil dirangkum dari berbagai sumber.
Persaingan antara Lucky Hakim dan Nina Agustina dalam dunia politik, khususnya dalam konteks Pilkada di Indramayu memang cukup menarik perhatian publik. Lucky Hakim, yang berlatar belakang sebagai artis dan Wakil Bupati Indramayu, memutuskan untuk mengundurkan diri pada awal 2023, yang menjadi sorotan besar.
Keputusannya untuk mundur itu ternyata dilatarbelakangi oleh perselisihan dengan Bupati Nina Agustina terkait perbedaan pandangan dalam tata kelola pemerintahan. Nina Agustina, putri mantan Kapolri Da’i Bachtiar, menonjol dengan pendekatan pemerintahan berbasis hukum dan ketegasan, yang membuatnya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dari Lucky Hakim.
Selain itu, Lucky Hakim juga diketahui cukup aktif terlibat dalam kasus-kasus besar di luar politik lokal, seperti menjadi saksi dalam kasus Panji Gumilang. Di sisi lain, Nina Agustina yang juga berasal dari keluarga yang berpengaruh di ranah hukum, menghadapi tantangan besar dalam memperkuat dukungannya di daerah. Kompetisi ini kemudian menjadi lebih dari sekadar adu politik, tetapi juga pertemuan dua gaya kepemimpinan yang berbeda di tengah kompleksitas dinamika pemerintahan daerah.
Baca Juga: Tim Hukum Bakal Laporkan Penebar Fitnah soal Bobby-Surya ke Penegak Hukum
Lalu, bagimana dengan latar belakang pendidikan Lucky Hakim dan Nina Agustina?
Lucky Hakim dan Nina Agustina merupakan dua tokoh yang dikenal di dunia politik Indonesia. Berikut ini adalah perbandingan latar belakang pendidikan mereka:
1. Lucky Hakim
Lucky Hakim telah memulai kariernya di dunia hiburan sebelum memasuki politik. Lucky Hakim menempuh pendidikan di SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap (1985-1991), SMP Islam Al-Irsyad Cilacap (1991-1994), dan SMU Negeri 2 Cilacap (1994-1997). Selain itu, dirinya juga pernah berkuliah di STIE Perbanas dan Pelita Bangsa.
2. Nina Agustina
Nina Agustina mengawali pendidikan dasarnya di SD Kemala Bhayangkari, lalu ia melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Blora, kemudian bersekolah di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Klaten. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Nina melanjutkan studi di UPN Veteran Jakarta hingga berhasil meraih gelar Sarjana (S1) dan Magister (S2). Pendidikan yang diperolehnya di universitas ini menjadi fondasi yang cukup kuat untuk kariernya di bidang hukum dan politik yang dijalaninya saat ini.
Berita Terkait
-
Undecided Voters Pilkada Jateng Masih Tinggi, Bertemu Jokowi jadi Pilihan Realistis Cagub Ahmad Luthfi
-
Kariernya Bersinar Sebagai Atlet Voli, Pendidikan Megawati Hangestri Pertiwi Ternyata Juga Mengesankan
-
Mantan Guru Sekolah Internasional Abdikan Diri di Sekolah NTT: Kini Ajak Masyarakat Berkontribusi Untuk Pendidikan
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Pengamat: Dulu Arab Spring Kini Asian Blitzer, Serangan Kilat Bertenaga AI Ancam Rezim Prabowo
-
Surat Terbuka Susi Pudjiastuti untuk Prabowo Soal Tambang Nikel Raja Ampat: Mohon Hentikan, Pak...
-
Beredar Surat Pernyataan Makan Bergizi Gratis, Orangtua Disuruh Tanggung Risiko Keracunan
-
Digugat di MK, Benarkah Kolom Agama di KTP dan KK akan Dihapus?
-
Demo 17 September 2025: 5.000 Ojol Bakal Geruduk Istana-DPR, Ini 7 Tuntutan Utamanya
-
Ironi Ceramah Ustaz Khalid Basalamah: Keras Larang Haji Ilegal, Kini Pakai Kuota Bermasalah
-
Misteri 3 Orang Hilang Pasca-Demo Agustus, Menko Yusril Turun Tangan, Keluarga Justru Belum Melapor
-
Total Tersangka Kerusuhan di Makassar Capai 53 Orang, Termasuk 11 Anak, Begini Nasibnya!
-
Raffi Ahmad Menolak Jadi Menpora RI
-
Kasus Haji Segera Ada Tersangka, Bagaimana Nasib Ustaz Khalid Basalamah usai Kembalikan Uang ke KPK?