Suara.com - Kondisi di Pakistan Islamaad tengah menjadi sorotan dunia, pasalnya adanya aksi protes sengit menuntut pembebasan mantan perdana menteri Imran Khan.
Bahkan, ditengah situasi memburuk di Ibu Kota Pakistan itu, pemerintah meminta tentara untuk campur tangan.
Bahkan, saat ini lautan pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan Islamabad, bentrokan dengan polisi menyebabkan sedikitnya empat polisi dan seorang warga sipil tewas.
Menurut laporan Bloomberg, ketika Angkatan Darat Pakistan turun tangan, mereka mengeluarkan perintah "tembak di tempat" berdasarkan Pasal 245 - yang merupakan klausul yang dimaksudkan bagi angkatan bersenjata "untuk membela Pakistan dari agresi eksternal atau ancaman perang".
Klausul tersebut juga memberikan keleluasaan bagi tentara karena membatalkan intervensi hukum atau proses hukum di masa depan.
Media lokal di Pakistan juga dilaporkan mengatakan bahwa perintah Angkatan Darat menginstruksikan tentara untuk "tidak menyayangkan siapa pun".
Para pengunjuk rasa di Pakistan mengabaikan peringatan polisi dan menuntut pembebasan mantan perdana menteri Imran Khan. Puluhan ribu warga dari seluruh Pakistan turun ke jalan-jalan Islamabad dengan membawa tongkat, batu, dan ketapel.
Pemain kriket yang berubah menjadi politisi Imran Khan, yang menjadi perdana menteri selama kurang lebih 3 tahun antara tahun 2018 dan 2022, telah dipenjara dan diasingkan oleh pemerintah Pakistan selama bertahun-tahun. Meskipun memiliki banyak pengikut di Pakistan, Khan dilarang mengikuti pemilu.
Dia sekarang didakwa dengan puluhan kasus hukum mulai dari kecurangan dan korupsi hingga vandalisme dan pembakaran, dan bahkan dituduh melakukan penghasutan dan pengkhianatan – yang semuanya menurutnya bertujuan untuk menjebaknya agar dia tidak kembali lagi ke dunia politik.
Pemilu di Pakistan, yang diadakan pada bulan Februari tahun ini, telah dirusak oleh tuduhan kecurangan yang dilakukan oleh partai-partai yang menentang Imran Khan. Meskipun Khan dilarang mencalonkan diri dalam pemilu, partainya tetap bersaing dalam pemilu tersebut.
Partai Imran Khan memenangkan lebih banyak kursi dibandingkan partai lain dalam pemilu tersebut, namun koalisi partai-partai yang dianggap lebih lunak terhadap pengaruh militer membuat mereka tidak bisa berkuasa. Protes yang kini terjadi di Islamabad mempunyai dua tuntutan utama - 'Bebaskan Imran Khan', dan batalkan hasil pemilu yang diduga dicurangi.
Partai Imran Khan – Pakistan Tehreek-e-Insaf atau PTI – telah menentang semua tindakan keras pemerintah dengan sering mengadakan demonstrasi di seluruh negeri untuk menunjukkan tekad menentang upaya untuk mengakhiri karir politiknya. Unjuk rasa saat ini di Islamabad adalah protes terbesar yang mendukung Imran Khan sejak dia dipenjara tahun lalu pada bulan Agustus. Dia juga dipenjara beberapa kali sebelumnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda