Suara.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) memastikan mata pelajaran coding dan Artificial Intelligence (AI) akan masuk dalam tambahan pembelajaran mulai tahun ajaran 2025/2026.
Kebijakan yang terdengar sepihak ini muncul menimbulkan polemik di publik. Padahal, masih banyak persoalan pendidikan mendasar yang hingga kini membutuhkan perhatian khusus, semisal rendahnya tingkat literasi yang terkait melek huruf.
Menurut data World Population Review 2024, dari 184 negara, tingkat literasi terkait melek huruf di Indonesia menempati posisi ke-86.
Posisi Indonesia masih kalah dari negara tetangga lain seperti Filipina yang berada di peringkat 85, Singapura peringkat 75, dan Brunei peringkat 73.
Namun, ambisi untuk memasukan mata pelajaran tambahan coding dan AI tersebut kali pertama disampaikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat pengarahan kepada seluruh Kepala Dinas Pendidikan Se-Indonesia beberapa waktu silam.
Mantan Wali Kota Surakarta ini yang mengusulkan mata pelajaran soal coding ini diadakan untuk siswa SD dan SMP.
"Kemarin saya titip ke Pak Menteri (Abdul Mu'ti) di rapat terakhir kita ini kalau bisa mungkin di tingkat SD atau SMP mungkin diterapkan juga sekolah pelajaran coding," ujar Gibran.
Gibran mencontohkan India yang sudah memasifkan pelajaran coding sejak dini dengan harapan akan mendorong generasi muda lebih maju, khususnya dalam hal pemrograman.
"Jadi jangan sampai kita kalah dengan India karena saya lagi Bapak Ibu, ya untuk menuju Indonesia emas kita butuh generasi emas. Kita pengen lebih banyak lagi ahli-ahli coding, ahli-ahli AI, ahli-ahli machine learning, dan lain-lainnya," lanjutnya.
Baca Juga: Tak Masalah Coding Diajarkan Sejak SD, Tapi Orang Tua Khawatir Biaya Sekolah Makin Mahal
Segendang sepenarian, dua mata pelajaran tersebut akhirnya diputuskan dimasukan kurikulum untuk tahun 2025. Mendikdasmen, Abdul Mu’ti menyebut hal itu sebagai bagian dari respons dalam menyiapkan generasi muda yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah global.
Pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini, membutuhkan keterampilan seperti coding dan AI yang akan membantu anak-anak Indonesia untuk menghadapi tantangan zaman.
"Banyak negara maju sudah memulai pengajaran teknologi tinggi seperti coding dan AI sejak dini. Kami juga berencana untuk memperkenalkan pembelajaran ini mulai dari sekolah dasar, dengan rencana menjadikannya sebagai mata pelajaran pilihan pada tahun ajaran 2025-2026," kata Mu’ti di Jakarta, Jumat (29/11/2024) lalu.
Namun, rencana pelajaran tambahan tersebut memicu banyak pro-kontra. Menjawab hal tersebut Mu'ti memiliki pandangan lain yang meyakini anak-anak perlu diajarkan penguasaan teknologi sejak dini.
"Meskipun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa literasi dasar lebih penting, kami percaya bahwa penguasaan teknologi justru akan mendukung perkembangan literasi dan numerasi anak-anak kita,” ujarnya.
Sudah Diajarkan di SMP, Masih Awam di SD
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?