Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Fitri Gayo menyampaikan bahwa partainya menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-II untuk mentranformasi partai salah satunya dari persoalan kepemimpinan dan keorganisasian.
PPP rencananya akan menggelar Mukernas ke-II pada 13-15 Desember 2024 di Ancol, Jakarta Utara.
"Jadi mukernas tidak hanya membicarakan persoalan jadwal, waktu Muktamar tapi juga langkah-langkah konkrit, aksi-aksi nyata dalam transformasi partai yang harus dilakukan ke depan," katanya dalam konferensi persnya di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024).
"Apa saja yang meliputi transformasi itu? Di antaranya adalah ideologi partai, ini yang akan menjadi pembicaraan serius bagi Partai Persatuan Pembangunan."
"Tidak hanya ideologi, yang kedua adalah kandidasi, yang ketiga adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan keorganisasian kepemimpinan. Jadi seperti apa nanti ke depan, itulah yang akan kami bicarakan sebagai awal dari pada proses pergantian perubahan dari partai persatuan itu sendiri," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP PPP juga Ketua Panitia Mukernas, Amri Ali, menyampaikan bahwa dalam mukernas nanti tidak akan mengevaluasi secara personal M Mardiono sebagai Plt Ketua Umum PPP.
"Saya sudah sampaikan tadi bahwa evaluasi itu sebagai salah satu agenda mukernas. Evaluasi itu tidak ditujukan untuk personal, tidak," kata Amri.
Ia menyampaikan bahwa evaluasi hanya akan dilakukan kepada kelembagaan dan struktur partai.
"Tapi karena asas pelaksanaan tugas-tugas di partai adalah kolektif dan kolegial, maka evaluasi itu akan diarahkan kepada kelembagaan dan struktur. Dan kita lakukan evaluasi itu didasarkan pada analisa SWOT untuk mengkaji apa kekuatan PPP, apa kelemahan PPP, apa peluang dan tantangan PPP," ujarnya.
Lebih lajut, ia mengatakan bahwa PPP ingin menjadi partai yang tangguh ke depannya. Terlebih bisa lebih menarik dari kompetitor lainnya.
"Selama ini pelaksanaan konsolidasi PPP itu sangat rentan dengan konflik. Nah Mukernas ini juga akan membahas bagaimana menekan friksi, bagaimana menekan perbedaan, bagaimana menekan dinamika yang sangat tinggi di PPP, sehingga memunculkan kubu-kubu persaingan yang tidak sehat di internal. Dan itu menjadi kendala kenapa PPP enggak besar," katanya.
"Itu yang kita lakukan. Evaluasi tidak mengarah kepada personal, karena kekalahan itu kekalahan bersama, kemenangan itu kemenangan bersama," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap