Suara.com - Kasus mantan Kader PDIP, Harun Masiku belakangan ini kembali jadi perbincangan di kalangan pemerhati politik.
Harun Masiku yang disebut buron kasus suap ini diduga berada di Indonesia. Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri Irjen Pol Krishna Murti mengonfirmasi hal tersebut.
Sebelumnya, Harun Masiku dikabarkan bersembunyi di sejumlah negara, seperti Kamboja hingga Singapura.
Menanggapi kasus Harun Masiku, Akademisi Rocky Gerung Kembali menegaskan bahwa korupsi merupakan penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi.
“Apa definisi korupsi? Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi,” terang Rocky, dikutip dari Rakyat Bersuara iNews, Jumat (21/12/24).
Ia pun mengatakan bahwa definisi korupsi jauh dari kasus Harun Masiku yang sedang menggegerkan masyarakat.
“Sekarang dalam kasus Harun Masiku, dia pejabat publik bukan? Bukan, apa yang mau dia salah gunakan kalau dia bukan pejabat publik,” sebut Rocky.
“Harun Masiku dapat keuntungan nggak? Apa keuntungannya? Yang dimaksud keuntungan itu uang. Harun Masiku keluarin uang, maka dia rugi. Harun Masiku menggunakan kekuasaan publiknya untuk mengancam KPU,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, Rocky sontak membandingkan kasus Harun Masiku ini dengan eks Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Menurut Rocky, keduanya memiliki kesamaan yaitu telah menyalahgunakan jabatan publiknya.
“Ada seseorang yang di dalam Keputusan PDIP butir 7 disebutkan, dipecat karena mengintervensi hakim Konstitusi. Presiden mengintervensi, kenapa? Karena presiden surplus kekuasaan, nggak mungkin Dirjen mengintervensi Mahkamah Konstitusi, yang boleh dan mampu mengintervensi MK hanya presiden,” urainya.
“Mestinya udah ditangkap Jokowi, karena dia menyalahgunakan jabatan publiknya untuk berbuat jahat, sama logikanya dengan kasus Harun Masiku,” tandasnya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta