Suara.com - Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang mendesak Presiden Prabowo Subianto segara membatalkan Proyek Strategis Nasional atau PSN Rempang Eco City. PSN warisan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu dinilai telah terbukti mengancam keselamatan masyarakat adat sekitar.
"Proyek Strategis Nasional Rempang Eco City terbukti mengancam keamanan dan keselamatan serta berpotensi menghilangkan identitas kultural dan historis masyarakat adat Pulau Rempang," kata perwakilan Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang dari YLBHI, Edy Kurniawan Wahid, kepada wartawan, Sabtu (25/1/2025).
Pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo sebelumnya dikabarkan akan mengevaluasi beberapa PSN warisan Presiden Jokowi. Khususnya, proyek-proyek strategis nasional yang dinilai kurang berguna atau bermanfaat untuk masyarakat.
Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas atau KPPIP total PSN di era pemerintahan Jokowi mencapai 233. Salah satunya adalah PSN Rempang Eco City.
Menurut Edy selain mendesak PSN Rempang Eco City dibatalkan, Tim Advokasi Nasional Solidaritas untuk Rempang juga mengecam kriminalisasi dan tindakan kekerasan berupa penyerangan yang dilakukan oleh karyawan dan keamanan PT Makmur Elok Graha (PT MEG) kepada warga Rempang pada 17-18 Desember 2024 lalu. PT MEG merupakan perusahaan pengembang PSN Rempang Eco City.
Dalam peristiwa itu, menurut Edy, Polresta Barelang alih-alih menindak tegas semua pelaku penyerangan, justru menetapkan tiga orang warga Rempang sebagai tersangka atas tuduhan perampasan kemerdekaan. Tiga warga yang menjadi korban kriminalisasi itu adalah; Siti Hawa (67), Sani Rio (37), dan Abu Bakar (54).
Karena itu Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera memerintahkan Kapolresta Barelang untuk menghentikan proses hukum Siti, Sani dan Abu. Selain juga mendesak agar semua karyawam dan keamanan PT MEG yang melakukan kekerasan terhadap warga Rempang segera diproses hukum.
"Sampai saat ini polisi hanya menetapkan dua orang tersangka dari pihak keamanan PT MEG. Namun itu juga sampai dengan saat ini kami tidak ada kejelasan mengenai siapa yang ditetapkan sebagai tersangka dan proses hukumnya sudah sampai pada tahap mana," pungkas Edy.
Baca Juga: Dari Jutaan Jadi Ratusan Ribu, Said Didu Ungkap Derita Warga Banten Terdampak PSN
Berita Terkait
-
Tanah Dirampas hingga Uang Dititipkan di Pengadilan, Said Didu Bongkar Sisi Gelap PSN
-
LHKP Muhammadiyah Kritik PSN Rempang Eco City, Desak RUU Masyarakat Adat Segera Disahkan
-
Permintaan Prabowo ke Jajaran Kabinet: Evaluasi Seluruh PSN, Termasuk PIK 2
-
Dari Jutaan Jadi Ratusan Ribu, Said Didu Ungkap Derita Warga Banten Terdampak PSN
-
Membongkar Nama-nama Besar di Balik Skandal Pagar Laut: Mengapa Pemerintah Terkesan Lambat?
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Rismon Sianipar Bongkar Dugaan Kejanggalan Ijazah Gibran: Enggak Ada Ijazah SMA-nya!
-
Skandal Ekspor POME, Kejagung Geledah Sejumlah Kantor Bea Cukai
-
kumparan AI for Indonesia 2025 Mempercepat Dampak Nyata Kolaborasi Penerapan AI
-
Kejagung Ungkap Alasan Memanggil PT Google Indonesia dalam Perkara Nadiem Makarim
-
Gibran Minta Ponpes Cetak Santri jadi Ahli AI hingga Robotik: Kita Harus Berani Lakukan Lompatan
-
"Jangan Berlindung di Balik Privasi!" Keluarga Arya Daru Tuntut Polisi Terbuka Soal 2 Saksi Kunci
-
Ketua Komisi X DPR RI: Pengajaran Bahasa Portugis Idealnya Diujicobakan di NTT Terlebih Dahulu
-
Jaringan Korupsi Haji 'Dikupas' Tuntas: 70 Persen Biro Travel Sudah Buka Suara ke KPK
-
Lahan Kuburan Menipis, Ini Alasan Pramono 'Sulap' Pemakaman Era COVID-19 di Rorotan jadi TPU
-
Penting Buat Peserta Jakarta Running Festival 2025! Ini 9 Titik Parkir di Sekitar GBK yang Disiapkan