Suara.com - Teriakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyerukan nama Joko Widodo (Jokowi) saat pidato di perayaan ulang tahun Gerindra dinilai sekadar basa-basi. Pengamat politik Rocky Gerung menjelaskan kalau Prabowo sesungguhnya sedang melakukan rumus basa-basi politik kepada Jokowi.
Kendati diakui Rocky kalau teriakan "hidup Jokowi" yang diucapkan Prabowo memang berlebihan, namun sebenarnya ada maksud lain dari keputusan tersebut.
"Dalam rumus basa-basi politik, seseorang yang diundang secara khusus dia mesti dapat semacam standing applause, dimuliakan," kata Rocky, dikutip dari tayangan video pada kanal YouTube pribadinya, Minggu (16/2/2025).
Menurut Rocky, pernyataan Prabowo sebenarnya sebagai upaya menyeimbangkan psikologi Jokowi. Sebab, terlihat kalau Prabowo tidak sedikit membatalkan proyek-proyek yang dilakukan selama masa kepresidenan Jokowi .
Dia melihat, kalau Prabowo berupaya membuat Jokowi untuk mengerti atas keputusan pemerintah saat ini. Kaitannya dengan negara yang kekurangan APBN akibat juga salah perhitungan Jokowi ketika diakhir masa jabatannya.
"Kekurangan anggaran disebabkan oleh salah perencanaan di awal pemerintahan Pak Jokowi. Dan berlanjut di mana Pak Jokowi yang ketika di akhir 2024 menyusun anggaran untuk 2025 bersama dengan Sri Mulyani tidak menghasilkan output. Artinya anggaran yang disusun itu tidak berhasil dikumpulkan," jelasnya.
Pahaman itu, dikatakan Rocky, sebenarnya sudah disadari juga oleh publik. Sehingga untuk menyeimbangkan simpati publik terhadap Jokowi, maka Prabowo memutuskan untuk melemparkan pujian bahkan mengelu-elukan Presiden RI ke-7 tersebut.
"Yang pasti ada semacam orkestrasi, 'oke nanti kalau diterakkan hidup Jokowi, maka ucapkan lebih keras lagi hidup Jokowi, ternyata lemah. Maka diulangi oleh Pak Prabowo sekali lagi. Jadi sebetulnya begitu cara membaca politik dari sudut pandang psikologi," jelasnya.
Baca Juga: Detik-Detik Prabowo Tegur Paspampres ketika Salami Kader, Netizen: Serba Salah...
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO