Suara.com - Usai mengutus pejabat untuk melakukan negosiasi dengan Rusia di Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump melakukan serangan terus menerus kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Kali ini Donald Trump menyebut bahwa Volodymyr Zelenskyy telah melakukan pekerjaan yang buruk bagi Ukraina dalam menangani perang dengan Rusia.
"Saya mencintai Ukraina, tetapi Zelenskyy telah melakukan pekerjaan yang buruk. Negaranya hancur, dan jutaan orang telah meninggal secara tidak perlu, dan Anda tidak dapat mengakhiri perang jika Anda tidak berbicara dengan kedua pihak. Anda harus berbicara. Mereka tidak berbicara selama tiga tahun," katanya.
"Jadi kami berharap untuk melihat gencatan senjata segera, dan untuk membangun kembali stabilitas di Eropa dan Timur Tengah," kata Trump pada pertemuan puncak investasi asing di Miami.
Dia mengatakan Zelenskyy "sangat kesal" karena dia tidak diundang ke pembicaraan antara AS dan Rusia di Arab Saudi.
"Dia sebenarnya bisa datang jika dia mau," tambahnya.
Ketegangan meningkat antara Washington dan Kiev setelah Zelenskyy menuduh Trump tinggal di "ruang disinformasi" Rusia.
Trump menyebut Zelenskyy sebagai "pelawak yang cukup sukses" yang "membujuk Amerika Serikat untuk menghabiskan 350 miliar dolar, untuk terlibat dalam perang yang tidak dapat dimenangkan, yang tidak pernah harus dimulai, tetapi perang yang dia, tanpa AS dan 'TRUMP,' tidak akan pernah bisa menyelesaikannya."
"Seorang Diktator tanpa Pemilu, Zelenskyy sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki Negara lagi," tulisnya di platform Truth Social miliknya.
Trump memberi tahu para investor bahwa Arab Saudi melakukan "pekerjaan yang luar biasa" pekan ini dengan menjadi tuan rumah bagi AS dan khususnya berterima kasih kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman karena telah menjadi tuan rumah bagi "pembicaraan bersejarah ini."
Baca Juga: Putin Sebut Tak Ada yang Mengecualikan Ukraina, Sindir Zelensky: Tidak Perlu Reaksi Histeris
Pembicaraan itu "benar-benar berjalan dengan baik. Ini langkah besar. Kita harus mengakhiri perang itu," tambahnya, seraya mencatat bahwa AS "berhasil" merundingkan akhir perang dengan Rusia.
Pembicaraan antara Rusia dan AS di Arab Saudi diselenggarakan untuk membahas masalah perbaikan hubungan, menyelesaikan konflik di Ukraina, dan mempersiapkan pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. [Antara].
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
KPK Ungkap Pengembalian Dana Haji Ilegal! Siapa Saja yang Sudah Mengaku?