Suara.com - Seorang mantan pelaut Angkatan Laut Amerika Serikat, Xuanyu Harry Pang, 38 tahun, telah mengaku bersalah atas rencana serangan terhadap pangkalan angkatan laut atas nama Korps Garda Revolusi Iran. Departemen Kehakiman AS mengumumkan pengakuan bersalah Pang yang dibuka dalam sidang di pengadilan distrik federal di Chicago pada Kamis.
Menurut dokumen pengadilan, Pang berkomunikasi dengan seseorang di Kolombia pada tahun 2021 terkait rencana serangan yang melibatkan aktor Iran. Serangan tersebut bertujuan membalas kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020.
Pihak berwenang mengungkapkan bahwa seorang karyawan FBI yang menyamar sebagai afiliasi Pasukan Quds Iran menjalin komunikasi dengan individu di Kolombia. Selanjutnya, individu tersebut menghubungkan Pang dengan agen FBI yang menyamar. Pada saat itu, Pang ditempatkan di Pangkalan Angkatan Laut Great Lakes di Chicago Utara.
Dalam beberapa pertemuan dengan agen FBI yang menyamar, Pang membahas perencanaan serangan di Pangkalan Angkatan Laut Great Lakes. Dokumen pengadilan menyebutkan bahwa Pang menunjukkan foto dan video beberapa lokasi di dalam pangkalan dari ponselnya.
Selain itu, ia menyediakan dua seragam militer AS yang direncanakan akan digunakan oleh para pelaku serangan serta sebuah telepon seluler yang diduga akan digunakan sebagai uji coba detonator.
Pang akhirnya mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi penghancuran materi pertahanan nasional dan beberapa tuduhan lainnya. Atas kejahatan ini, ia menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Kasus ini muncul di tengah tuduhan Amerika Serikat bahwa Iran berupaya membalas kematian Soleimani dengan menargetkan sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Presiden Donald Trump.
Berita Terkait
-
FBI: Hacker Korea Utara Gasak Kripto Senilai Rp24 Triliun, Terbesar dalam Sejarah
-
Syarat Berat! Begini Cara Pasukan Transgender AS Agar Tak Dipecat
-
AS Resmi Lakukan Pemisahan Anggota Militer Transgender, Larang Rekrutmen Baru
-
Elon Musk Ngaku Dapat Ancaman Pembunuhan Setelah Pangkas Anggaran Pemerintah AS
-
"Anda Tidak Sendirian": Janji Dukungan Mengalir untuk Ukraina di Tengah Invasi Rusia dan Sikap Netral AS
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Siapa Charlie Kirk: Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak saat Acara Kampus
-
Waspada Cuaca Kamis Ini! BMKG: Hujan Petir Mengintai Jakarta, Mayoritas Kota Besar Basah
-
Kompolnas di Kasus Affan Dikritisi, Alih Lakukan Pengawasan, Malah jadi Jubir dan Pengacara Polisi!
-
IPA Pesanggarahan Resmi Beroperasi, Sambungkan Layanan Air Bersih ke 45 Ribu Pelanggan Baru
-
17+8 Tuntutan Rakyat Jadi Sorotan ISI : Kekecewaaan Masyarakat Memuncak!
-
BNPB Ungkap Dampak Banjir Bali: 9 Meninggal, 2 Hilang, Ratusan Mengungsi
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat