Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan keinginannya untuk merundingkan kesepakatan nuklir baru dengan Iran. Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada Jumat (7/3/2025), Trump menyatakan telah mengirim surat kepada para pemimpin Iran, berharap agar negara tersebut bersedia berunding.
"Saya katakan saya harap Anda akan berunding, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran," ujar Trump dalam wawancara tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa alternatif lain jika negosiasi tidak terjadi adalah langkah yang lebih tegas.
"Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena Anda tidak dapat membiarkan senjata nuklir lainnya," tambahnya.
Surat yang dikirim Trump tersebut tampaknya ditujukan kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei. Namun, hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari kementerian luar negeri Iran, yang tengah memasuki akhir pekan. Gedung Putih juga belum memberikan respons terkait surat tersebut.
Trump menyatakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam menangani Iran: secara militer atau dengan perjanjian.
"Saya lebih suka membuat kesepakatan, karena saya tidak ingin menyakiti Iran. Mereka orang-orang hebat," katanya.
Sejak menjabat pada Januari, Trump telah mengubah kebijakan luar negeri AS, termasuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.
Kesepakatan multinasional itu awalnya bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Pada Februari lalu, Trump kembali menegaskan keinginannya untuk mencapai kesepakatan baru dengan Iran guna membatasi pengembangan senjata nuklir negara tersebut.
Baca Juga: Ukraina Dibombardir Habis-habisan usai Bantuan AS Dihentikan
Di tengah ketegangan ini, Rusia menawarkan diri untuk menjadi penengah dalam negosiasi antara AS dan Iran. Menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, Kremlin berjanji akan melakukan segala upaya untuk mencari solusi damai terkait program nuklir Iran.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, bahkan telah membahas upaya penyelesaian internasional terkait isu ini dengan Duta Besar Iran untuk Rusia, Kazem Jalali.
Langkah Trump ini menandai upaya baru dalam diplomasi dengan Iran, meskipun ketegangan antara kedua negara masih tetap tinggi setelah keluarnya AS dari kesepakatan nuklir. Sementara itu, peran Rusia sebagai mediator dapat menjadi faktor penentu dalam negosiasi yang mungkin terjadi ke depan.
Berita Terkait
-
Ukraina Dibombardir Habis-habisan usai Bantuan AS Dihentikan
-
Apa Itu Bisnis Aplikasi Software as a Service (SaaS) dan Contohnya
-
Pria Florida Ditangkap Setelah Berulang Kali Ancam Bunuh Trump Lewat Panggilan Darurat
-
Putin Kecam Pidato Macron yang Isyaratkan Penggunaan Senjata Nuklir
-
'Pukul Keledai dengan Kayu', Utusan Trump Ungkap Alasan Mengejutkan Dibalik Penangguhan Bantuan ke Ukraina
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta