Suara.com - Seorang utusan Presiden Donald Trump, Keith Kellogg, menyatakan bahwa Ukraina bertanggung jawab atas penangguhan bantuan perang Amerika Serikat dan membandingkan langkah tersebut dengan "memukul keledai dengan batang kayu" agar mendapat perhatian.
Dalam pernyataannya di Council on Foreign Relations pada Kamis (7/3), Kellogg, yang merupakan letnan jenderal pensiunan dan utusan khusus Trump untuk Rusia dan Ukraina, mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menolak untuk menandatangani kesepakatan pembagian hak mineral AS. Kesepakatan ini dianggap sebagai bagian penting dari rencana keamanan pascaperang yang masih samar.
Menurut Kellogg, pemotongan bantuan militer kepada Ukraina bukan tindakan permanen, melainkan upaya mengejutkan yang bertujuan memberikan tekanan pada Zelenskyy agar menandatangani kesepakatan.
"Terus terang saja, mereka sendiri yang menyebabkannya—Ukraina," ujar Kellogg.
"Saya pikir cara terbaik untuk menggambarkannya adalah seperti memukul keledai dengan batang kayu dua-kali-empat di hidungnya. Anda mendapat perhatian mereka, dan itu sangat penting, tentu saja, karena dukungan yang kami berikan," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa jeda bantuan hanya bersifat sementara dan akan segera dilanjutkan jika Ukraina bersedia menandatangani dokumen yang diinginkan Trump.
Minggu lalu, Zelenskyy terbang ke Washington untuk bertemu dengan Trump guna membahas perjanjian tersebut. Sebagian dari kesepakatan itu bertujuan memberikan kompensasi kepada AS atas miliaran dolar bantuan senjata yang telah dikirim ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 2022.
Namun, pertemuan kedua pemimpin itu berakhir dengan ketegangan setelah Zelenskyy mempertanyakan bagaimana cara mempercayai janji-janji Rusia dalam perjanjian yang sedang dinegosiasikan.
Trump dan Wakil Presiden JD Vance menanggapi pernyataan Zelenskyy dengan kemarahan dan menuduhnya tidak tahu berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan AS selama ini.
Baca Juga: Pembicaraan Rahasia AS dengan Hamas Membuat Israel Terkejut
Di sisi lain, Kellogg juga menegaskan bahwa pemerintahan Trump tidak hanya menekan Ukraina, tetapi juga memberlakukan sanksi terhadap kapal-kapal yang menjual minyak sebagai bagian dari tekanan terhadap Rusia.
"Yang penting bukan hanya lebih banyak pilihan," kata Kellogg. "Yang penting adalah penerapan pilihan-pilihan tersebut."
Seiring meningkatnya ketegangan geopolitik, langkah Trump dalam membatasi bantuan ke Ukraina dinilai sebagai strategi negosiasi yang keras, dengan tujuan mendapatkan kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi Amerika Serikat.
Berita Terkait
-
Pembicaraan Rahasia AS dengan Hamas Membuat Israel Terkejut
-
Setelah Pertukaran Sandera, Trump Peringatkan Hamas: Tinggalkan Gaza atau Hadapi Konsekuensi!
-
"Trump Utusan Tuhan", Sandera Israel Beri Pujian di Ruang Oval, Presiden Janji Pembebasan Lainnya
-
Trump Gunakan Strategi "Wortel dan Tongkat" untuk Akhiri Konflik Rusia-Ukraina
-
Trump Ancam Hamas: Bebaskan Sandera atau Mati!
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing