Sementara itu, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dilaporkan tiba di Moskow untuk bertemu dengan Putin. Namun, hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Kremlin terkait hasil pertemuan tersebut.
Dalam wawancara dengan kanal berita Rossiya-1, Ushakov menekankan bahwa Rusia menginginkan penyelesaian jangka panjang dan bukan hanya jeda sementara yang memberikan keuntungan bagi militer Ukraina.
“Tampaknya tak ada pihak yang diuntungkan dari langkah-langkah yang hanya berpura-pura menciptakan perdamaian dalam situasi ini,” kata Ushakov.
AS sebelumnya menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai gencatan senjata kini berada di tangan Rusia.
Namun, Rusia tetap menekankan bahwa sanksi yang diberikan terhadapnya harus dicabut sebagai bagian dari kesepakatan yang komprehensif.
Sejarah konflik Rusia-Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina adalah konflik bersenjata yang merupakan eskalasi dari perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 2014.
Rusia dan Ukraina memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, terkait erat selama berabad-abad.
Ukraina pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia dan kemudian Uni Soviet.
Baca Juga: Tarif Baja Trump Picu Ketegangan Baru dalam Perang Dagang AS-Uni Eropa
Dalam perkembangannya, terdapat perpecahan budaya dan politik di Ukraina, di mana sebagian penduduk merasa lebih dekat dengan Rusia sementara yang lain lebih memilih integrasi dengan Eropa.
Pada tahun 2014, terjadi revolusi di Ukraina yang dikenal sebagai Revolusi Maidan.
Protes besar-besaran tersebut berhasil menggulingkan presiden yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych.
Sebagai tanggapan, Rusia menganeksasi Krimea dan memberikan dukungan kepada kelompok separatis di wilayah Donbas, Ukraina timur.
Sejak saat itu, perang antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis yang didukung Rusia terus berlangsung, mengakibatkan lebih dari 13.000 korban jiwa.
Di sisi lain, Rusia telah lama mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ekspansi NATO ke arah timur.
Berita Terkait
-
Tarif Baja Trump Picu Ketegangan Baru dalam Perang Dagang AS-Uni Eropa
-
Bantuan Militer Sempat Terhenti Gara-gara Trump-Zelenskyy Bersitegang, Senjata AS Akhirnya Mengalir ke Ukraina
-
Trump Kembali Kirim Senjata ke Ukraina Setelah Gencatan Senjata! Apa yang Berubah?
-
Bencana Kemanusiaan Mengintai: Pemotongan Dana Bantuan USAID Ancam Nyawa Jutaan Orang
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Bupati Lampung Tengah Kena OTT KPK, Ketum Golkar Bahlil: Saya Belum Dapat Info
-
JK Hingga Jurnalis Korban Pengeroyokan Terima Anugerah Dewan Pers 2025
-
Lilin Nusantara Dukung Langkah Kapolri Usut Penyebab Banjir Sumatra, Ini Alasannya
-
Mobil Tertabrak KRL di Jakarta Utara, KAI Ingatkan Pentingnya Disiplin Berkendara
-
Terungkap! Kompor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Ponpes Almawaddah Ciganjur Jaksel
-
Kejari Bandung Jerat Wakil Wali Kota Erwin Sebagai Tersangka Penyalahgunaan Kewenangan Tahun 2025
-
Sinyal Kuat dari Kremlin: Putin Jawab Langsung Undangan Prabowo, Siap Datang ke Indonesia
-
Kebakaran Gudang Pesantren Al Mawaddah Padam, 23 Korban Sesak Napas Dirawat di Rumah Sakit
-
Tenteng Koper Biru, Bupati Lampung Tengah Tiba di Gedung KPK Usai Terjaring OTT: Saya di Rumah Saja
-
Putin Sampaikan Belasungkawa Terkait Bencana Banjir, Prabowo: Kami Bisa Menghadapi Ini dengan Baik