Kantor Netanyahu mengatakan operasi hari Selasa diperintahkan setelah "Hamas berulang kali menolak untuk membebaskan sandera kami".
Hamas mengatakan Israel telah "memutuskan untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata" yang ditengahi oleh mediator AS, Qatar, dan Mesir, dan memperingatkan bahwa dimulainya kembali kekerasan akan "menjatuhkan hukuman mati" pada sandera yang masih hidup.
Pemimpin kelompok itu, Sami Abu Zuhri, mengatakan kepada AFP bahwa tujuan serangan itu adalah "untuk memaksakan perjanjian penyerahan diri, menuliskannya dengan darah Gaza".
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan bahwa "Hamas harus memahami bahwa aturan mainnya telah berubah", dan mengancam akan mengerahkan militer Israel hingga kelompok itu "hancur total" jika tidak segera membebaskan para sandera.
Hamas mengatakan kepala pemerintahannya di Gaza, Essam al-Dalis, termasuk di antara sejumlah pejabat yang tewas.
Di Jalur Gaza selatan, rekaman AFP memperlihatkan orang-orang bergegas membawa korban luka dengan tandu, termasuk anak-anak kecil, ke rumah sakit. Jenazah yang ditutupi kain kafan putih juga dibawa ke kamar mayat rumah sakit.
Mengejutkan
Kementerian kesehatan Gaza mengatakan jenazah 413 orang telah diterima oleh rumah sakit, dan menambahkan "sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan".
Juru bicara UNICEF Rosalia Bollen, yang berbicara kepada AFP di Gaza selatan, mengatakan korban tewas termasuk "puluhan anak-anak, dan masih banyak lagi anak-anak yang terluka".
Baca Juga: Pesan Mendesak dari Presiden Palestina untuk Presiden Prabowo: Ada Apa?
Fasilitas medis yang "telah hancur" oleh perang kini "kewalahan", tambahnya.
Keluarga sandera Israel berunjuk rasa di depan kantor Netanyahu di Yerusalem, dan sebuah kelompok kampanye menuduh pemerintah menyebabkan "ledakan gencatan senjata, yang dapat mengorbankan anggota keluarga mereka".
Pemerintah di Timur Tengah, Eropa, dan tempat lain menyerukan agar permusuhan yang baru terjadi itu diakhiri.
"Gambar-gambar tenda yang terbakar di kamp-kamp pengungsi sangat mengejutkan. Anak-anak yang melarikan diri dan orang-orang yang mengungsi secara internal tidak boleh digunakan sebagai daya ungkit dalam negosiasi," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.
Pendukung Hamas, Iran, mengecam gelombang serangan itu sebagai "kelanjutan genosida" di wilayah Palestina, sementara Rusia dan China memperingatkan agar tidak terjadi eskalasi.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan serangan itu adalah bagian dari "upaya yang disengaja untuk membuat Jalur Gaza tidak dapat dihuni dan memaksa warga Palestina mengungsi".
Berita Terkait
-
Israel vs. Hizbullah: Eskalasi Mematikan di Perbatasan Lebanon, Perang Lebih Luas Akan Pecah?
-
Kecaman Dunia atas Serangan Israel ke Jalur Gaza Menggema, Genosida Makin Nyata?
-
Indonesia Kecam Keras Serangan Israel ke Gaza yang Tewaskan Ratusan Warga Sipil
-
Ramadan Berduka, Ratusan Warga Palestina Kembali Jadi Korban, Dunia Diminta Bertindak!
-
Pesan Mendesak dari Presiden Palestina untuk Presiden Prabowo: Ada Apa?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf