Suara.com - Menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir telah dikembalikan ke jabatannya setelah kesepakatan antara partainya, Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi), dan Likud, partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Kembalinya Ben-Gvir diusulkan oleh Netanyahu, dan dikonfirmasi oleh kabinet Israel, menurut pernyataan kantor perdana menteri pada hari Rabu, yang dilaporkan oleh Reuters.
Likud dan Otzma Yehudit mengumumkan kesepakatan mereka sehari sebelumnya, beberapa jam setelah Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza yang melanggar gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari.
Serangan baru tersebut menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, termasuk lebih dari 170 anak-anak.
Ben-Gvir telah meninggalkan koalisi Netanyahu sebagai protes terhadap kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang disebutnya sebagai "kapitulasi" terhadap gerakan perlawanan Palestina.
Menteri sayap kanan tersebut telah menimbulkan kontroversi pada banyak kesempatan atas kebijakan ekstremisnya terhadap rakyat Palestina.
Pada bulan Januari, ia mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang disertai bahan bakar, listrik, dan air harus “dihentikan sepenuhnya” memasuki Gaza untuk memberi tekanan pada Hamas agar membebaskan para tahanan yang ditahan sejak dimulainya perang pada awal Oktober 2023.
Lebih dari 404 warga Palestina dilaporkan tewas dan 562 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Selasa (18/3), yang melanggar kesepakatan gencatan senjata, menurut otoritas kesehatan setempat.
"Banyak korban masih terjebak di bawah puing-puing, dan upaya penyelamatan sedang berlangsung," kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam pernyataan mereka.
Baca Juga: Gencatan Senjata di Ujung Tanduk: Rusia dan Ukraina Saling Serang Usai Kesepakatan Awal!
Pada hari yang sama, militer Israel mengkonfirmasi pelaksanaan pengeboman di Gaza, menjadikannya sebagai operasi militer terbesar sejak gencatan senjata dengan Hamas dimulai pada 19 Januari.
Kantor Media Pemerintah Gaza juga melaporkan bahwa banyak keluarga kehilangan nyawa akibat serangan Israel. Situasi ini semakin diperburuk dengan terbatasnya ambulans dan tim penyelamat untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit.
"Kekejaman ini sekali lagi menunjukkan bahwa pasukan penjajah Israel hanya mengerti bahasa pembunuhan dan kehancuran," ujar kantor media Gaza.
Mereka menegaskan bahwa pembantaian terus berlangsung di tengah blokade total oleh Israel, yang memperburuk krisis kemanusiaan dan menghambat akses kebutuhan dasar bagi 2,4 juta orang di wilayah tersebut.
Komunitas internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB dan organisasi hak asasi manusia, diminta untuk segera mengambil tindakan untuk menghentikan pembantaian di Gaza.
Sebelumnya, militer Israel menyatakan bahwa serangan mereka hanya diarahkan pada target-target Hamas di Gaza "untuk mencapai tujuan perang yang telah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk pembebasan semua sandera."
Berita Terkait
-
Eropa Mengecam! Israel Diminta Hentikan Operasi Militer di Gaza, Buka Akses Bantuan Kemanusiaan
-
Amarah Warga Israel: Serangan Gaza Dianggap Pengorbanan Sandera Demi Kekuasaan Netanyahu?
-
Israel Lancarkan Operasi Darat di Gaza usai Serangan Mematikan, Rebut Kembali Koridor Netzarim
-
400 Orang Tewas di Jalur Gaza, Sultan Minta Pemerintah RI Desak PBB Jatuhkan Sanksi ke Israel
-
Gencatan Senjata di Ujung Tanduk: Rusia dan Ukraina Saling Serang Usai Kesepakatan Awal!
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!