Suara.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memutuskan memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 8 Mei 2025.
Karena masih ada potensi cuaca ekstrem, terutama saat memasuki masa peralihan musim atau pancaroba.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad saat dikonfirmasi di Yogyakarta, menyebut status siaga darurat bencana sedianya berakhir pada 8 April 2025.
"Bulan ini memang sudah masuk pancaroba menuju ke musim kemarau, tapi untuk antisipasi kami ajukan perpanjangan," ujar dia, Senin 7 April 2025.
Ia menjelaskan, perpanjangan status siaga ini merujuk pada informasi dari BMKG Yogyakarta yang memprediksi potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga pertengahan April.
Karena itu, meski sudah memasuki masa pancaroba menuju kemarau, langkah antisipatif tetap diperlukan.
Menurut Noviar, intensitas hujan bulan ini diperkirakan tidak sebesar Maret lalu, saat bencana banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di DIY. Namun, potensi hujan lebat tetap ada dalam beberapa hari ke depan.
"Bulan Mei itu perkiraannya sudah memasuki musim kemarau," ujarnya.
Data BPBD mencatat rangkaian bencana hidrometeorologi selama sebulan terakhir memuncak pada Jumat (28/3).
Baca Juga: Waspadai, Kenaikan Suhu Global Bakal Buat Ekonomi Dunia Merosot
Seluruh wilayah DIY atau empat kabupaten dan satu kota terdampak bencana, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.
"Kabupaten Bantul sekitar 10 kapanewon (kecamatan) terdampak banjir, di antaranya tanah longsor dan sebagainya," kata Noviar.
Di Kabupaten Gunungkidul, banjir dan longsor terjadi di delapan kecamatan. Sementara di Kulon Progo, sekitar lima kecamatan terendam banjir dan belasan titik mengalami longsor. Kota Yogyakarta dan Sleman juga terdampak tanah longsor meski skalanya lebih kecil.
BPBD Kabupaten Gunungkidul juga memutuskan memperpanjang status siaga darurat hidrometeorologi di wilayahnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul Sumadi menyebut keputusan itu penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
"Ini dikarenakan mulai Mei di wilayah Gunungkidul (diperkirakan) sudah memasuki musim kemarau," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?