Suara.com - Setiap 22 April, dunia berhenti sejenak untuk mengingat: bumi adalah satu-satunya rumah kita. Tapi, apakah satu hari cukup untuk menyelamatkannya?
Sejarah Singkat: Dari Protes hingga Gerakan Global
Hari Bumi lahir dari keresahan terhadap kerusakan lingkungan yang makin nyata. Pencemaran udara akibat industri, tumpahan minyak di lautan, dan pembalakan liar menjadi sorotan pada akhir 1960-an.
Seorang senator asal Wisconsin, Gaylord Nelson, memprakarsai sebuah aksi besar yang melibatkan mahasiswa, aktivis, dan masyarakat umum. Pada 22 April 1970, lebih dari 20 juta warga Amerika turun ke jalan. Hari itu dikenang sebagai Hari Bumi pertama.
Kini, lebih dari 190 negara memperingatinya. Ia telah menjadi gerakan global.
Pemanasan global, krisis air bersih, deforestasi, pencemaran plastik, punahnya keanekaragaman hayati—semua menjadi isu yang semakin mendesak. Di Indonesia sendiri, banjir bandang, kebakaran hutan, dan naiknya permukaan laut bukan lagi berita baru.
Di tengah tantangan tersebut, berbagai pihak mengambil peran. Perusahaan seperti PT Fajar Mitra Indah melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), meluncurkan program “Satu Kopi, Satu Aksi.”
Kampanye ini menjadi langkah awal perusahaan yang menaungi brand FamilyMart dalam mengajak pelanggan untuk turut serta menjaga lingkungan melalui aksi nyata yang berdampak langsung.
“Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terletak pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan. Melalui program 'Satu Kopi, Satu Aksi', kami ingin mengambil langkah nyata dalam pelestarian sungai dan lingkungan sekitar," tutur CEO FamilyMart Indonesia, Wirry Tjandra dalam keterangannya.
Baca Juga: Earth-Friendly Cafe Hopping: Nongkrong Seru tapi Tetap Peduli Bumi
Menurutnya, keberlanjutan bisnis tak bisa dilepaskan dari keberlanjutan lingkungan. Maka dari itu, hari Bumi, yang diperingati setiap tahun sejak 1970 sejatinya bukan hanya sekadar ritual simbolik. Ia adalah panggilan untuk bertindak. Ia adalah peringatan bahwa planet yang menopang kehidupan ini rapuh, dan tanggung jawab untuk menjaganya ada di pundak kita semua.
Oleh karena itu, melalui CSRnya, dilakukan juga aksi bersih-bersih sungai di daerah Jabodetabek, Menggandeng Pandawara Group, komunitas anak muda yang dikenal luas akan kepedulian mereka terhadap isu lingkungan, khususnya dalam membersihkan area sungai dari sampah, kegiatan ini berhasil mengumpulkan total 8 ton sampah.
Sampah yang berhasil dikumpulkan tidak akan berakhir di tempat pembuangan akhir. Ada mitra pengelola sampah yang ditunjuk untuk memastikan sampah dipilah dan didaur ulang dengan baik. Selanjutnya, sampah plastik yang telah diolah akan dikirimkan ke Robries untuk diubah menjadi produk upcycle seperti meja dan kursi ramah lingkungan, yang nantinya akan dipajang di beberapa gerai sebagai simbol perubahan dan edukasi kepada pelanggan.
Dari Aksi Kecil Menuju Perubahan Besar
Tidak semua orang bisa menanam seribu pohon atau membersihkan pantai sepanjang 10 kilometer.
Tapi setiap orang bisa memulai dari langkah sederhana: membawa tas belanja sendiri, mengurangi konsumsi daging, menggunakan transportasi publik, atau bahkan sekadar mematikan lampu saat tidak digunakan.
Berita Terkait
-
Curiga Skandal Dana CSR BI Belum Ada Tersangka, Boyamin MAKI Siap Gugat KPK
-
Lewat Program CSR, KB Bank Perkuat Infrastruktur Sampah di Kota Kupang
-
Kasus CSR BI, Dua Politisi Nasdem Tak Penuhi Panggilan KPK
-
Said Didu Kritik Kerja Sama CSR Serang dengan PIK 2: Tanahmu Sedang Dijajah
-
Rayakan Hari Bumi, Telkom Tebar Kebaikan: Ribuan Bibit untuk Bumi Lestari di 4 Lokasi
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045
-
Blueprint Keberlanjutan Ride-Hailing Indonesia: Motor Penggerak UMKM dan PDB Nasional
-
Anggota DPR Non Aktif Korban Disinformasi dan Fitnah, Bukan Pelaku Kejahatan
-
Jejak Korupsi POME: Dari Kantor ke Rumah, Kejagung 'Kunci' Pejabat Bea Cukai