Suara.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ditagih untuk segera membantu menebus ijazah ke sekolah milik sejumlah siswa agar bisa segera melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menerima banyak laporan dari masyarakat di Jawa Barat yang hingga kini belum bisa ambil ijazah anaknya karena ditahan sekolah akibat penunggakan biaya.
Pengaduan juga banyak dilayangkan dari sekolah-sekolah swasta di Jawa Barat, datang dari pimpinan pengelola lembaga pendidikan sekolah, madrasah, maupun pondok pesantren.
"Mereka merasa dirugikan dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat yang meminta sekolah harus menyerahkan ijazah ke peserta didik. Sementara hingga kini, uang tebusan yang dijanjikan Gubernur belum juga diterima pihak sekolah. Karena itu, hingga kini, pihak sekolah swasta masih menahan ijazah peserta didik yang memiliki tunggakan biaya pendidikan," kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam keterangannya, Jumat (16/5/2025).
Ubaid menekankan bahwa kewajiban pembiayaan pendidikan itu ada di tangan pemerintah.
Berdasarkan catatan JPPI, daya tampung SMA negeri dan SMK negeri di Jabar hanya 36 persen dari total kebutuhan. Sehingga, mayoritas anak atau 64 persen di Jawa Barat terpaksa masuk sekolah swasta.
"Kehadiran dan peran sekolah swasta ini sangat penting, karena layanan pendidikan yang disediakan pemprov Jabar sangat minim sekali dibanding dengan kebutuhan. Jadi, uang tebusan ijaszah yang dijanjikan Gubernur harus segera ditunaikan supaya tidak ada pelanggaran hak anak atas pedidikan," jelas Ubaid.
Jika Gubernur tidak segera menunaikan menurut Ubaid, artinya pemerintah telah abai terhadap kewajiban konstitusional soal pembiayaan pendidikan.
"Janji manis Bapak Gubernur untuk menanggung biaya tebusan ijazah kini terbukti hanya isapan jempol belaka, meninggalkan ribuan siswa terkatung-katung," kritiknya.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Kirim Siswa Nakal ke Barak, Idrus Marham: Penyebab Kenakalan Perlu Dianalisis
Dana tebusan ijazah yang tidak kunjung dibayar ke sekolah swasta, diperkirakan bisa memicu bertambahnya angka putus sekolah di Jabar.
Di sisi lain, Ubaid juga berpendapat kalau penahanan ijazah termasuk bentuk kezaliman yang merampas masa depan anak.
Ubaid menjelaskan bahwa semua pembiayaan, baik di negeri maupun swasta, harus ditanggung oleh Pemerintah (pusat dan daerah) melalui implementasi anggaran pendidikan 30 persen dari APBN dan APBD. Jika tidak, kasus penahanan ijazah ini akan tambah numpuk dan terus terulang, serta Jabar akan terus dicap sebagai Provinsi dengan jumlah anak tidak sekolah terbanyak di Indonesia.
Janji Dedi Mulyadi Tebus Ijazah
Sebelumnya pada sekitar Februari 2025 lalu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengancam akan menghentikan bantuan untuk sekolah swasta jika ijazah ratusan ribu siswa yang tertahan tidak segera dikembalikan.
Di mana saat ini, tercatat ada sekitar 320.000 siswa di Jawa Barat tidak bisa mengambil ijazah mereka karena masih memiliki tunggakan biaya sekolah.
Berita Terkait
-
Usai Diberi Kode, Ayu Ting Ting Undang Dedi Mulyadi Nonton Konsernya: Kita Seruan Bareng
-
Dedi Mulyadi Kirim Siswa Nakal ke Barak, Idrus Marham: Penyebab Kenakalan Perlu Dianalisis
-
Ibu Anak Senasib, Rayyanza Dilaporkan ke Gubernur Jawa Barat Susul Nagita Slavina
-
Duda Dan Janda, Dedi Mulyadi Beri Ayu Ting Ting Pilihan Barak Militer Atau KUA
-
Program Dedi Mulyadi Dikritik, Lita Gading Tegur Verrell Bramasta: Jangan Cuma Pintar Teori
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju